KABAR terbaru Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendeklarasikan koalisinya secara resmi, Sabtu (13/08/2022) di Sentul. Dan itu indikasinya kedua partai ini membentuk kerjasama untuk berjuang mendapatkan kekuasaan pada 2024.
Secara otomatis dua tokoh sentral di kedua partai ini memberi sinyal menjadi bakal calon Presiden dan Wakil Presiden. Kedua tokoh sentral itu adalah Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar.
Tampilan dari koalisi partai ini mencerminkan perkawinan antara Nasionalisme dan Religius. Gerindra sebagai partai Nasionalis, sedang PKB berbasis agama, dengan mayoritas kaum Nahdathul Ulama.
Koalisi ini memberikan gambaran, Gerindra dan PKB menjadi satu poros yang nantinya akan berhadapan dengan poros lainnya, seperti KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) dimana Golkar jadi motor utama, kemudian akan ada poros PDIP dan mungkin juga porosnya Nasdem dkk.
Membaca peluang sejauh mana Prabowo bisa menjadi calon kuat Presiden dengan wakilnya Muhaimin Iskandar, memang cukup signifikan. Peluang ini terbaca dari beberapa survey dimana Prabowo selalu menjadi tiga besar, bersama Gandjar Pranowo dan Anis Baswedan. Sementara Muhaimin Iskandar memang kurang mendapat dukungan. Namun kalangan nahdiyin tentu tidak akan tinggal diam. Karena dalam sejarah Indonesia, Nahdathul Ulama selalu menentukan. Bahkan tokoh-tokoh NU selalu mendapat kedudukan utama. Dari segi agama, NU adalah kaum moderat yang menjunjung tinggi toleransi beragama.
Dengan demikian, langkah yang diambil Prabowo menggandeng PKB susah tepat. Karena belajar dari pengalaman sebelumnya, dimana Prabowo sempat menggandeng tokoh-tokoh yang dinilai intoleran dan radikal ia malah dijauhi oleh pendukungnya.
Yang jadi salah satu tantangannya adalah kubuh PDIP. Yang sebelumnya terlihat Prabowo ingin bekerja sama. Tapi rupanya Megawati cenderung mengusung Putri Mahkota, yaitu Puan Maharani. Meskipun di PDIP justru ada Gandjar Pranowo yang lebih memiliki elektabilitas dilihat dari hasil survey.
Di satu sisi Prabowo juga akan berhadapan dengan pendukung Anis Baswedan yang dulunya justru Prabowo-lah yang mengusung Anis sehingga bisa menjadi orang nomor 1 di DKI.
Belum lagi dengan akan munculnya calon-calon alternatif. Yang jelas dalam perjuangannya untuk menjadi Presiden RI, Prabowo harus menjadikan pengalaman sebelumnya. Dimana dia pernah dua kali menjadi calon Presiden dan satu kali calon Wakil Presiden. Mungkinkah 2024 adalah milik Prabowo. Walahualam.