MANADO, LensaUtara.id – Hari raya Waisak atau Waisaka merupakan hari suci agama Buddha. Hari Waisak juga dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet. Vesak di Malaysia, dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka.
Nama ini diambil dari bahasa Pali “Wesakha”, yang pada gilirannya juga terkait dengan “Waishakha” dari bahasa Sanskerta. Di beberapa tempat disebut juga sebagai “hari Buddha”.
Tepatnya Senin (16/05/22), umat buddha mengadakan ibadah waisak 2566 BE/2022 di 20 rumah ibadah yang ada di manado, tidak di gelar bersama seperti biasanya.
Di awali prosesi “Pindapata” atau pemberian derma terhadap para biksu, ini adalah kebiasaan yang berdasarkan pada karma, siapa yang berbuat baik pasti akan dapat balasan baik.
“Penyalaan Lilin” Pelita Dharma atau penyalaan Sinar Terang Dharma, perayaan ini juga memiliki arti melenyapkan kegelapan batin para Umat Buddha agar hidup tentram. melalui ajaran Buddha dalam diri masing-masing untuk menerangi dan melenyapkan kegelapan batin para Umat. Supaya bisa berkehidupan tenang, damai, sejahtera, harmonis dan bahagia didalam Dharma.
Ibadah berlangsung setelah YM Bhante memasuki Dhammasala di Vihara Dhammadipa Jalan Jendral Sudirman Manado, berjalan sederhana namun kaya makna.
Umat berdoa agar bangsa indonesia dijauhkan dari berbagai wabah penyakit. Umat juga mendoakan agar ekonomi segera pulih.
Erfandy Lagonda, Ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia (PERMABUDHI) Provinsi Sulut, dalam sambutannya mengatakan dua tahun kita mengalami krisis iman, saat ini adalah moment kita sudah hampir melewati masa kritis tersebut, kita harus bangkit kembali untuk memperbaiki iman kita terutama generasi mudah dan sesuai tema waisak tahun ini adalah moderasi beragama menuju indonesia hebat kita harus menjadi jalan tengah dimana kita tidak menjadi fanatik tetapi kita mempunyai iman yang kuat selain menjaga kerukunan beragama kita juga menjaga kerukunan intern umat buddha sendiri agar tetap kompak dan kuat dalam mengembangkan budaya kita.
Detik-detik Waisak
Waisak dirayakan dalam bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama sidhi) untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu :
- Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini di tahun 623 S.M.
- Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodhgaya) pada usia 35 tahun di tahun 588 S.M.
- Buddha Gautama parinibbana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun di tahun 543 S.M.
Tiga peristiwa ini dinamakan “Trisuci Waisak”.
Diakhir kegiatan, Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Sufandi Siwi kepada LensaUtara.id mengatakan acara Waisak di kota Manado di laksanakan masih dalam protokol kesehatan, ada kurang lebih 20 tempat ibadah yang melaksanakan ibadah secara serentak di jam yang sama antara 12:00 wita dan jam 13:00 wita itu detik detik waisak, ada yang mulai jam 10:00 wita ada juga jam 11:00 wita jadi beda beda dan di adakan secara sederhana.
Adapun acara yang di adakan bersama pada hari sabtu 21/05/22 di ruang serbaguna walikota manado dengan acara pentas seni tentang proses penciptaan manusia di mulai pukul 18.00 wita,harapanya di hari waisak semua terbebas dari wabah penyakit dan hidup berdampingan dalam damai.
Dalam prosesi juga di lakukan penyerahan Amisa Puja dan jubah kepada YM Bhante oleh bapak Pembimas Buddha Sulut, Drs. Bambang Supeno dan Penyelenggara Hindu Buddha Kota Manado, Lieke Makanale, SE, M.A.
Kegiatan di tutup dengan ramah tamah.
Hadir dalam ibadah ketua PERMABUDHI Erfandi Lagonda, ketua WALUBI Sufandi Siwi, Pembimas Buddha Kemenag Sulut Bapak Drs Bambang Supeno.(van)