MINAHASA, LensaUtara.id – Grup media sosial R3D Call Center sebagai tempat pengaduan yang dibuka Pemerintah Kabupaten Minahasa di Facebook, kini ramai dengan pengaduan warga soal Bantuan Langsung Tunai Bahan Bakar Minyak (BLT-BBM).
Pasalnya, banyak warga yang merasa berhak mendapatkannya, tapi tidak menerimanya.
Chandra Tangkilisan, tukang ojek melaporkan penyelewengan bantuan pengganti kenaikan BBM dengan bukti-bukti yang ada.(Foto: ist.)
Dan yang kini viral adalah postingan Chandra Tangkilisan, warga Desa Watulaney Timur Jaga 3 Kecamatan Lembean Timur, Minahasa pada Minggu (09/10). Dimana ia melaporkan BLT yang seharusnya ia terima, diduga sudah diambil oleh oknum Pemerintah Desa melalui Kantor Pos tanpa sepengetahuannya.
Berikut laporan yang ia sampaikan:
Selamat Sore Admin R3D Call Center,,
Sebelumnyya makaseh so isinkan untuk masuk dalam grup R3D ini.
Saya Chandra Tangkilisan,
Alamat Desa Watulaney Timur Jaga 3.
Maksud dan tujuan dari postingan saya ini untuk meminta saran dan masukan, serta penyelesaian masalah dari Bantuan Pemerintah yang terdampak dari kenaikan Harga BBM.
Kronologi ceritanya begini: Pada tanggal 25 September bulan kemarin saya pergi bertanya tentang nama bantuan ke Pemerintah Desa. Saat bertanya cuma dapat jawaban singkat, bahwa nama saya bantuannya tidak ada, karena katanya tidak ada nama. Selanjutnya yang bersangkutan bilang, nanti dia mau cek tu nama.
“Karena hanya mendapat jawaban demikian, terpaksa saya pulang. Saya pikir memang betul tidak keluar nama bantuan mungkin.”
Tapi sedikit penasaran karena ada beberapa orang bilang kita pe nama da baca waktu sebelum penyaluran tanggal 15 Sept. Ya sudah, karena kita le memang so jarang di kampung karena jaba ojek di Tomohon, kita ndak dengar kita pe nama da baca.
Akhir satu minggu kemudian tepatnya tanggal 3 hari Senin kemarin kita pigi cek langsung di Kantor Pos kita pe nama. Cuma untuk lebih meyakinkan betul ini pemerintah Desa da bilang.
Pas bertanya, pihak Kantor Pos langsung layani cari tu nama mungkin hampir 10 menit begitu, nama saya ditemukan. Ternyata uang sudah diserahkan tanggal 15 September.
Serta tanya pada petugas pos waktu itu, dia bilang yang menerima pemerintah Desa waktu penyaluran tanggal 15.
Karena sedikit emosi mendengarnya, dan bukti sudah ada, saya posting di Facebook untuk minta bantuan siapa yang bisa bantu melaporkan masalah ini.
Yang jadi masalah di sini kwa waktu da pigi batanya cuma da dapa jawaban nama ndak ada, ndak kaluar nama bantuan, kong dia bilang nanti mo cek tuh kita pe nama. Tapi pada kenyataan ini orang yang bersangkutan kote so trima itu doi dari waktu pencairan tanggal15 Sept.
Kong ini yang bersangkutan setelah kita kase posting baru bacari-cari pa kita. Bilang tuh doi ada kata pa dia (KADES).
Tadi dia so suruh depe orang pigi bacerita kong bawah tuh doi. Tapi kita belum terima karena kita ingin masalah ini diproses sesuai prosedurnya, supaya nantinya ada efek jerah atau apapun itu.
“Jadi di sini, kita cuma minta pencerahan, solusi untuk masalah ini dari para anggota grup yang lebih paham. Terutama untuk Bapak Bupati dan Wakil Bupati. Bukti ada tapi belum semua mo kase post di sini,” tutur Chandra.