Tradisi Pertunjukan Maengket Sebagai Seni Wisata Daerah Minahasa di Sulut

BERBAGAI upaya telah dilakukan untuk dapat secepatnya mengembangkan industri pariwisata di Sulawesi Utara. Dari kebijakan yang sudah ada dan dikaitkan dengan keberadaan daerah, karakteristik serta tujuan yang ingin dicapai, tampaknya pemerintah melakukan pengembangan industri pariwisata dengan dua cara yaitu melihat ke luar dan ke dalam (outward dan inward looking).

Dra Fientje Thomas, MSi.(Foto: ist.)

Kebijakan ke luar banyak digunakan untuk menimba pengalaman dari Negara-negara yang sudah maju industri pariwisatanya serta juga melakukan kegiatan promosi pariwisata baik yang dilakukan dengan inisiatif daerah sendiri, keikutsertaan dalam setiap travel mart events.

Upaya ke dalam lebih banyak dengan mengadakan pembenahan kesiapan kita dalam menyambut kedatangan para wisatawan mancanegara baik yang berkenaan dengan pembangunan infrastruktur dan penyempurnaan sarana dan prasarana yang ada. Upaya meningkatkan minat wisata juga ditunjukkan kepada daerah kita sendiri sebagai wisatawan lokal dalam rangka lebih mengenal kekayaan budaya daerah serta rasa kesatuan adanya kesadaran hidup suatu bangsa.

Seni pertunjukkan tradisional di daerah Minahasa memiliki ciri yang istimewa, ciri demikian karena memiliki sifat lingkungan budaya masyarakatnya selalu berada dalam kondisi yang terus berubah-ubah. Kondisi tersebut berada dalam suatu kurun waktu tertentu, mapan dan mengembangkan suatu sosok yang tumbuh sebagai suatu tradisi. Tradisi yang dimaksudkan disini sebagai suatu penerimaan masyarakat kepada suatu hasil budaya yang dialihteruskan selama beberapa generasi. Dalam hal ini seni pertunjukkan maengket yaitu seni pertunjukkan tradisi yang tumbuh dan berkembang erat hubungannya dengan tradisi bertani dalam ritus sistem kepercayaan.

Seni pertunjukkan maengket di Sulawesi Utara menjadi salah satu paket andalan dalam penyelenggaraan industri wisata. Di samping objek-objek dan produk wisata yang lainnya, kehadiran Maengket telah ikut memperkaya wawasan batin para wisatawan, disamping juga menyemarakkan suasana kunjungan wisata itu sendiri. Sebagai salah satu asset kesenian daerah tujuan wisata, seni pertunjukkan maengket merupakan suatu yang unik dan eksotis bagi para wisatawan.

Sebagai produk wisata yang berbeda, seni pertunjukkan maengket ini dengan penampilannya dalam aspek gerak dan nyanyi memuat pesan-pesan moral dan etika dalam kehidupan masyarakat. Karena penampilan seni pertunjukkan maengket ini merupakan bentuk penampilan kolektif, maka disesuaikan dengan keadaan dan tuntutan wisatawan karena keterbatasan waktu. Oleh karena itu kehadiran seni pertunjukkan maengket bagi wisatawan akan tampak berbeda dengan yang biasa dipentaskan. Sebagai suatu seni yang khusus dikemas untuk wisatawan, seni pertunjukkan ini sering disebut “seni wisata (tourist art atau tourist performance)” (Soedarsono 1989;147).

Penampilannya merupakan sesuatu yang mampu memberi kenangan yang terbawa sampai wisatawan itu kembali ke daerah asalnya. Keunikan daya tarik penampilan inilah yang menyebabkan hampir setiap paket wisata selalu dihadirkan dalam setiap program wisata (tour programe) pementasan suatu seni pertunjukkan. Ditinjau dari sisi karya seni pertunjukkan, kehadiran tradisi pertunjukkan maengket yang dikemas dikuatirkan bisa menimbulkan citra bahwa seni tersebut hanya sedemikian saja kualitasnya. Mutu penampilan seni pertunjukkan maengket sudah mengalami penggalan pada bagian-bagian tertentu, tentunya tidak bisa diharapkan optimal. Kalau keadaan ini tidak cepat diantisipasi maka rasa bosan akan datang baik kepada para pemain dan tidak menutup kemungkinan para wisatawan. Padahal bila ditampilkan secara utuh, dengan durasi pementasan yang lebih panjang, susunan penari, setting dan lokasi pementasan yang sepatutnya serta didukung oleh sarana yang memadai, maka kualitas penampilan dan makna sacral yang terwujud tentu akan lebih baik pula.

Seni pertunjukkan Maengket dulunya memiliki nilai sacral karena dikaitkan dengan acara ritual tradisional tertentu. Dikawatirkan dengan adanya upaya pengemasan akan tergeser fungsi dan makna sesungguhnya sehingga nilai sakral dikandungnya pun berkurang. Maksudnya makna dan pesan budaya/moral yang terkandung dalam kesenian maengket setidaknya masih dapat diwujudnyatakan dalam kehidupan masyarakat.

Di Sulawesi Utara peningkatan martabat sumber daya manusia disekitar seni pertunjukkan dalam kaitannya dengan iklim persaingan yang sehat perlu direnungkan dan ditindak lanjuti sebagai upaya untuk menghindari eksploitasi para seniman oleh para pengusaha industry pariwisata. Bila perlu, asosiasi seniman tradisi dibentuk dan dibuatkan aturan-aturan dalam mengantisipasi keadaan.

Semboyan ‘tak kenal maka tak sayang’ tampaknya perlu kita implementasikan dalam suatu tindakan yang terpadu bagi penyiapan kader-kader budaya. Untuk itu jalan salah satu jalan yang harus kita tempuh adalah melalui jalur pendidikan, baik formal maupun non-formal. Apalagi derasnya dampak teknologi dalam bidang home entertainment yang menawarkan alternative-alternatif seni budaya asing yang cukup menggoda bagi generasi penerus kita tampaknya mendesak untuk diantisipasi dengan cepat.

Dalam jalur pendidikan formal, harus dimulai sejak tingkat sekolah dasar dengan memberi porsi pengetahuan dan keterampilan kesenian, terutama pengisian mata pelajaran pilihan lokal dikurikulum pendidikan dasar sampai menengah. Pada tingkat perguruan tinggi, dalam Fakultas haruslah diarahkan pada bidang-bidang kesenian tradisi dan diharapkan setiap desa dapat memprogramkan pola pengembangannya.

Pada jalur non formal, system sanggar perlu digalakkan meskipun hal ini merupakan masalah klasik dengan alternative solusi yang klasik dan terdengar klise, sejauh menyangkut masalah pendidikan formal dan non-formal, tidak ada jalan lain yang munkin dilakukan. Dalam kaitannya dengan tanggapan masyarakat yang menganggap rendah kehadiran seni pertunjukkan tradisi, yang dilakukan adalah menghimbau para penentu kebijakan agar dapat menciptakan suasana ‘sadar kesenian tradisi’ dikalangan para penentu kebijakan politik dan kebudayaan, sehingga mendukung peningkatan apresiasi masyarakat.

Kenyataan yang ada dan terjadi dalam lingkup seni pertunjukkan saat ini adalah hasil upaya antisipasi terhadap tuntutan yang ada dalam masyarakat, yang terimplementasikan dalam bentuk-bentuk seni pertunjukkan kemasan. Dampak yang timbul merupakan proses sebab akibat, baik yang bermakna positif maupun negative. Penyikapan masalah ini harus dilandasi pemikiran maju yang berorientasi pada pendekatan-pendekatan pragmatis bagi pemenuhan kepentingan segala pihak.

Pengembangan industri pariwisata dalam beberapa hal telah membantu menghadirkan seni budaya tradisi. Pertunjukkan Maengket yang dulunya hanya ditampilkan sebagai sarana hiburan pada masyarakat lokal , tetapi sekarang berkembang sebagai sarana hiburan untuk kepentingan industri pengembangan pariwisata di Sulawesi Utara. Upaya demikian merupakan kenyataan dan harapan bahwa seni budaya tradisi dapat berkembang dan bertahan hidup serta memberi kontribusi bagi pembangunan daerah. (**)


Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *