Peter Gontha ‘Inflasi AS, Jangan Panik Mari Berdoa’

Jeffry Pay
Jeffry Pay
2 menit Membaca
Peter Gontha, pengusaha asal Manado.(Foto: ist.)

Manado, LensaUtara.id – Inflasi Amerika Serikat yang makin menggila, menjadi topik ekonomi saat ini di seluruh belahan dunia. Inflasi Amerika Serikat (AS) yang sudah mencapai 9,1 persen ini bakal mempengaruhi ekonomi dunia.

Pengusaha sukses asal Manado, Peter Gontha langsung bereaksi dan memberi tanggapan atas kabar Inflasi AS ini.

“Info saya, mohon jangan dijadikan sebagai ‘panic’, karena ini justru peringatan agar kita siap,” tuturnya lewat akun Facebooknya, Kamis (14/07).

Ia mengatakan, Pasar Swap (perdagangan valas) menunjukkan bahwa para pedagang mata uang sekarang memperkirakan kemungkinan bahwa Federal Reserve (Bank Central America) akan menerapkan kenaikan 100 basis points (1.00% kenaikan suku bunga) pada bulan Juli. “Karena data inflasi Ekonomi AS diperkirakan lebih tinggi dari yang diperkirakan,” jelas mantan Duta Besar Polandia ini.

Dampaknya, menurut dia Pasar Modal AS akan nyungsep (jatuh), diikuti pasar modal lainnya di dunia, dan mata Uang US$ akan menguat terhadap mata uang dunia lainnya.

“Karena itu kita jangan panik, tapi harus siap, dan mari berdoa,” pungkasnya.

Sementara itu, menurut pengamat ekonomi dari Unsrat, Joseph Tendean SE,MM, CIERM, ekonom di BI (Bank Indonesia) masih gamang. “Apa mereka akan menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi yang akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Kalau saya lebih pro naikkan suku bunga demi kepentingan rakyat,” tuturnya.

Ia mengatakan, rakyat pasti menderita kalau harga tinggi. Memang kalau pertumbuhan rendah kemungkinan akan ada PHK. Mungkin tarik ulur.
Selain menaikkan tingkat bunga, untuk meredam inflasi, pemerintah harus memastikan barang-barang kebutuhan pokok tersedia cukup, supply chain dijaga, tidak ada mafia-mafia yg menimbun barang.

Kalau harga barang pokok masih naik, tambahnya, perlu siapkan operasi pasar lewat Bulog. Jadi kenaikan mungkin tetap ada tetapi tidak liar.

Saat tingkat bunga dinaikkan, pemerintah harus mengawasi soal PHK agar ini benar-benar jalan terakhir. Skema-skema bansos harus disiapkan lagi seperti saat covid-19. “Intinya kebijakan kebijakan pro rakyat yang harus dijalankan,” pungkasnya. (jeffry)

Bagikan Artikel ini
Tinggalkan ulasan

Liputan Khusus

Berita, Update, Preview Pertandingan

selama Piala Dunia 2022 Qatar hanya di LensaUtara.id

adbanner