Apakah Bunaken itu, Ibukota Provinsi Manado?

(Foto: ist.)
Catatan Pagi
M Dino Gobel
dari Kota Kinabalu,
Sabah, Malaysia

Acara konferensi internasional bertajuk 2nd international business events forum, yg saya ikuti di Kota Kinabalu Malaysia, jumat 28 Februari lalu telah berakhir.

Acara ini sangat menarik dan besar manfaatnya, khususnya bagi kita para pebisnis, pelaku hingga pemerintahan yang bergerak/tugas di sektor akomodasi pariwisata, MICE (meeting, insentive, conference, exhibition). Sebab, di acara yang digagas pemerintahan Negara Bagian Sabah Malaysia, bersama dengan sebuah badan pemerintah yg fokus pd penyelenggara even Sabah di itu, diikuti berbagai delegasi dari hampir 20 negara se asia pasifik.

Begitu juga dengan pembicaranya. Mereka datang dari berbagai negara di eropa dan asia. Rata2 pembicara adalah kalangan profesional pebisnis hingga profesor akademisi yang mengabdikan dirinya dalam berbagai research di bidang events. tema yang diangkat dalam forum kali ini adalah membahas tentang besarnya bisnis event di kawasan Asia Pasifik.

“Mari kita semua bersinerji. Memperkuat daya saing di masing masing negara. Masing masing kota dan provinsi anda,” kata Datuk Seri Christina Liew, Menteri Pelancongan dan Lingkungan Negara Bagian Sabah. Beliau yang menutup acara konferensi ini.

“Banyak bisnis antar negara di asia pasifik yang memiliki dana, untuk dicarikan lokasi pelaksanaan event di luar negeri,” kata Datuk Seri Christina. “Apakah itu kota, negara anda? Kata kuncinya adalah kekuatan promosi” kata perempuan enerjik yang sudah hampir satu dekade menjabat menteri pelancongan atau pariwisata di negaranya.

Perkataan Datuk Christina sangat menarik. Terlebih terkait dengan pengembangan pariwisata di Provinsi Sulut, yang getol sudah dilaksanakan dalam 10 tahun terakhir ini. Ini jadi sebuah refleksi saya pribadi kala menyimak speech nya di acara penutupan.

Menarik!

Sebab. Terbukanya banyak border, perbatasan sejumlah negara asing kayak China, Singapore, Malaysia, yang ditandai masuknya hampir 10 jalur penerbangan langsung ke manado, belum disertai masuknya turis asing yang diharapkan. kenyataannya, pertubuhan wisatawan asing yang datang, belum signifikan.

Kurang menarikkah Sulut, dari sisi atraksi pariwisata? Apakah promosi masih perlu digeber lagi?

Refleksi terhadap beberapa pertanyaan ini, ternyata saya temukan jawabannya lewat perjumpaan sy dgn beberapa stakeholder pariwisata asia di forum ini. Lucu tapi menampar.

Kok bisa?

“Excuse me dino?” Tanya Cleopatra, memotong percakapan saya dengannya di sela break siang di forum itu. Cleopatra adalah seorang pejabat perempuan di kementrian pariwisata negara bagian sabah. Ketika Kota Kinabalu (kK), sebagai ibukota Sabah, pesat dijubeli wisatawan asia pasifik. Based on data Sabah Tourism Board, per minggu didarati 48 penerbangan langsung Korea Selatan dari Seoul dan Bussan. dan 30 an dari 9 kota di China. Dan agar pengelolaan wisata negaranya kian atraktif, Cleopatra telah ditunjuk memimpin badan pengelola wisata wellness (sabah wellness tourism board).

Di indonesia, wellness dikelompokkan dalam healthtourism. Giatnya meliputi tradisional herb hingga spa.

Nah, kembali lagi ke Cleopatra yg sy jumpai ini. Dia jabatannya mentereng. Yaitu sebagai CEO atau Chief Executive Officer.

“Saya ingin bertanya tentang manado? Boleh keh?” Kata Cleo, sapaan akrabnya. Usia nya belum 40 tahun. Penampilannya casual. Ramah dan smart.

Dan saya kaget. Antara geli ingin ketawa hingga rada malu. Menanggapi pertanyaannya Cleo.

Mengapa?

Cleo bilang begini: “Apakah Bunaken itu, kota. Dan Bunaken itu Ibukota Provinsi Manado?”

Setelah saya jelaskan tentang manado dan bunaken itu apa, provinsi sulut kayak apa, perempuan yang lagi ngotot mengangkat pengelolaan dan promosi bisnis wisata kesehatan pengobatan tradisional hingga spa di Sabah ini maklum.

Cleo bilang: “Sejak Air Asia terbang ke Manado dari kota kinabalu, nama Manado semakin populer. Apalagi nama Bunaken itu. Very famous,” ujarnya. Cakapan Cleo itu mix berbahasa melayu dan inggris.

Anyway. Apapun itu. Pertanyaan Cleopatra adalah sebuah “kuleto” untuk memotivasi kita semua tentang pentingnya kekuatan promosi wisata Sulut, tak hanya Manado dan Bunaken, ke manca negara. Termasuk, fokus promosi ke negara2 yang kini telah membuka penerbangan langsung ke manado.

Tak perlu didebatkan lagi tentang Power of promotion (POP), khususnya sektor pariwisata. Sebab ada banyak fakta strategi praktisi ahli hingga landasan teori pakar marketing dunia menegaskan POP ini. “Kekuatan promosi akan menciptakan kepuasan, ingatan dan loyalitas konsumen untuk kembali datang dan merasakan kepuasan produk kita” kata Philip Kotler dalam Priciples of Marketing.

So? Relevansi dengan torang di sulut? Komitmen memajukan pariwisata dan turunannya telah ditegaskan Gubernur Yulius Selvanus (YSK) dan Wagub Victor Mailangkay (VM). Ini tentu kabar sangat bagus. Besar harapan torang di Sulut terhadap kemajuan terus sektor ini. Karena sedang on progress sejak dibangun kepemimpinan sebelumnya, ODSK.

Di sisi lain. Komitmen YSK VM ini harus didukung dan insya Allah jadi triger motivasi pengusaha dan pelaku pariwisata sulut dalam bersinerji majukan sektor pariwisata. Maju bersama pemerintah atau tak melulu bergantung ke pemerintah. Go ahead!

Pariwisata juga adalah momentum. Mumpung kue nya lagi empuk.enak.nikmat. Panas. Harus dimanfaatkan, dikreasi, dikembangkan. “Inovasi tiada henti” kata sebuah iklan otomotif.

Sebab jika tidak? Turis yang telah mendapat awareness branding tentang wisata manado or bunaken, akan lenyap. Dan mereka akan lebih memilih negara or kota lain yang lebih ngotot promosinya. Sebab kian banyak negara, pun kota, seputar sulut yang juga lagi bekerja keras merebut lezatnya kue wisata dunia.

“Please perbanyak promosi manado ke sabah dan seluruh dunia. Dengan begitu konektivitas. Penerbangan kami, dari kota kinabalu ke manado, selalu penuh,” kata Rodelio, Direktur Air Asia Malaysia kepada saya. “Sayang kalau Air Asia ke manado, ditutup,” kata Rodelio.

Maju pariwisata Sulut.
“Manjo Rame rame torang garap majukan pariwisata sulut. Kalo rame rame kuenya jadi enak. Sendiri malah jadi basi” kata sahabat saya. Flori Tampi Sumerah . Dia agent, trader wisata sulut, salah satu paling agresif garap jalur bisnis sabah, dan asia pasifik.

Salam pagi
dari Sabah Malaysia.
Semoga demikian!

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *