Manado, LensaUtara.id (26/10) – Seminggu sudah Malalayang Beach Walk dibuka untuk umum. Banyak hal baru yang ditemukan. Dari berbagai sisi atau golongan baik dari pedagang, pembeli, pengelola, dan lain sebagainya.
Tentunya proyek besar yang dibangun oleh Kementerian PUPR ini menuai banyak pro dan kontra.
Di sisi pedagang yang mengisi kios-kios di Malalayang Beach Walk, mereka merasakan hal-hal yang menurut mereka kurang.
Seorang pedagang yang tidak ingin disebutkan identitasnya merasa penjualan di satu minggu pasca dibukanya MBW malah berkurang.
Penempatan kiosnya yang berada di pojok Warung Apung menurutnya tidak menarik minat pengunjung untuk membeli dagangannya.
Kios kios dagangan di Warung Apung Malalayang Beach Walk yang menjual aneka gorengan (Foto: nad.)
Ada pun yang merasa bersyukur berkat renovasi Malalayang Beach Walk, pendapatan mereka dapat bertambah daripada tempat dagangan yang lama.
Menanggapi hal tersebut, pihak pengelola mengatakan bahwa untuk keluhan-keluhan pedagang sudah diterima dan sedang dipikirkan kembali secara matang untuk mengambil jalan keluarnya.
Pihak pengelola meminta waktu dan ingin melakukan analisa kembali sampai sekitar 2-4 minggu ke depan.
“Karena dari pengelola sendiri nda mungkin dong pe terima keluhan langsung mo laksanakan. Yang pasti torang survey atau analisa dulu yang terjadi di situ (Warung Apung MBW), baru dari hasil itu torang cari jalan keluar sama-sama dengan para pedagang, artinya adakan meeting bersama atau mungkin kase masukkan,” ujar pihak pengelola, Stefanus Polii yang akrab disapa Ko San.
Tidak hanya melakukan pengamatan, pengelola juga akan memberikan masukkan serta saran pada penjual seperti contoh memperdagangkan makanan yang berbeda dengan kios lain.
Pastinya, pihak pengelola tidak akan pernah membiarkan keluhan-keluhan pedagang terbiar begitu saja dan akan berusaha semaksimal mungkin agar supaya usaha-usaha mereka berjalan dengan lancar.
Dalam dunia dagang tetap ada namanya persaingan. Untung dan rugi sudah biasa