JAKARTA, LensaUtara.id – Kerukunan Keluarga Kawanua (K3) yang sebelumnya terpecah menjadi dua kubu, dengan kepengurusan masing-masing, akhirnya bersatu lewat Musyawarah Budaya Kawanua (MBK) pada Sabtu (22/10) di Ballroom Kobexindo, Ancol Jakarta.
Pendekatan budaya memang merupakan pilihan dan solusi untuk menyatukan kedua kubu tersebut. Sebagaimana diketahui sebelum ini K3 memiliki dua pengurus. Yang satu dipimpin Angelica Tengker, sedang kubu lainnya dipimpin Irjen Pol (Purn) Ronny Sompie.
Dalam perjalanan cukup panjang dan penuh liku, akhirnya kedua kubu sama-sama merasa perlu untuk bersatu kembali. Maka lahirlah gagasan untuk menyelenggarakan Musyawarah Budaya Kawanua. Sebelum dilakukan musyawarah secara resmi, kedua kubu terus melakukan pendekatan dengan mengajukan konsep-konsep dan pemikiran yang menuju pada Esa Lalan Esa Toroan, yaitu satu jalan satu tujuan.
Angelica Tengker duduk bersama Irejen Pol (Purn) Ronny Sompie, Ketua Umum Angelica Tengker (tengah), Sekretaris Jenderal dr. Roy G. A. Massie, MPH, Ph.D, dan Bendahara Umum Nova Rumondor. (Foto: ist.)
Tokoh senior Kawanua, Theo L. Sambuaga, bertindak selaku Pimpinan Sidang Musyawarah Budaya Kawanua (MBK) tersebut.
“DPP KKK melebur menjadi satu organisasi KKK dan satu kepengurusan, yaitu Ketua Umum Angelica Tengker, dan Ketua Dewan Pembina, Irjen Pol. (Purn) Ronny F. Sompie,” ujar Theo dari meja sidang yang disambut riuh dan penuh haru ratusan peserta MBK di ruang sidang dan peserta dari seluruh Indonesia secara online.
Sejumlah tokoh Kawanua lainnya mendampingi Theo dalam sidang MBK yaitu Max Wilar, Freddy Rorimpandey dan Mayjen TNI (Purn) Ivan R. Pelealu. Mereka dinobatkan sebagai Tua-Tua Kawanua yang dianggap layak memimpin MBK dan mengakhiri dualisme kepengurusan KKK. Sedangkan pada kursi peserta sidang terdapat juga tokoh-tokoh penting Kawanua seperti Letjen TNI (Purn) Evert Ernest Mangindaan, Berny Tamara, Mona Sigar, Max Boseke, Ansye Eman, dan lainnya.
Penyatuan kepengurusan DPP KKK merupakan satu dari empat keputusan sidang Tua-Tua Kawanua. Tiga lainnya adalah hal-hal menyangkut AD/ART, perangkat organisasi, administrasi dan legalitas organisasi, akan diselesaikan oleh kepengurusan baru paling lambat enam bulan setelah Musyawarah Budaya Kawanua ini. Kemudian, menugaskan DPP KKK untuk melaksanakan konsolidasi organisasi, pelaksanaan program dan meningkatkan kiprah masyarakat Kawanua dalam berkontribusi bagi pembangunan masyarakat, bangsa dan NKRI. Dan yang terakhir, masa jabatan kepengurusan DPP KKK sejak MBK ini dilaksanakan.
Seperti diketahui, dualisme kepengurusan DPP KKK sudah berlangsung selama 10 tahun. Terakhir, dalam lima tahun belakangan, dua kepengurusan DPP KKK dipimpin masing-masing oleh Ronny Sompie dan Angelica Tengker.
Ketua Umum DPP KKK, Angelica Tengker, menyampaikan rasa syukur atas penyatuan dua kepengurusan DPP KKK yang sudah diperjuangkan sejak bertahun-tahun lalu, khususnya dalam lima tahun terakhir sejak dia menjabat sebagai Ketua Umum.
Angelica yang merupakan putri salah satu tokoh Kawanua, Benny Tengker (alm), menjelaskan proses panjang yang dilalui sampai terjadinya penyatuan. “Banyak sekali tantangan, tapi akhirnya berhasil menyatu,” ujar Angelica.
Sementara EE Mangindaan menyatakan gembira dan tak kuasa menyembunyikan rasa haru dan senang atas penyatuan KKK.
Mantan Menteri Perhubungan itu menyampaikan terimakasih kepada Theo Sambuaga dan Ronny Sompie serta Angelica Tengker dan semua pihak yang telah mengupayakan penyatuan ini.
Ronny Sompie juga menyatakan rasa terima kasih atas penyatuan itu. “Di pihak KKK kami, tantangan dan kendala juga tidak sedikit. Tapi berkat kerja keras dan keinginan luhur semua
pihak, penyatuan berhasil dilakukan,” kata mantan Direktur Jenderal Imigrasi, Kementerian
Hukum dan HAM itu.
Sementara itu, Theo Sambuaga yang dikenal sebagai tokoh politik dan mantan Menteri Tenaga Kerja, menyampaikan rasa gembiranya karena upaya penyatuan KKK yang dilakukan selama bertahun-tahun akhirnya berhasil.
Selanjutnya, Ketua Umum DPP KKK, Angelica Tengker, mengumumkan susunan pengurus DPP KKK yang merupakan perpaduan dari dua DPP KKK sebelumnya. Dipercaya sebagai Sekretaris Jenderal adalah dr. Roy G. A. Massie, MPH, Ph.D., dan Bendahara Umum Nova Rumondor.
Ketua-Sekretaris-Bendahara (KSB) tersebut diperkuat para wakil, Ketua dan Anggota Bidang.
“Tidak apa-apa, kepengurusan kali ini gemuk karena harus menampung aspirasi dari dua kepengurusan sebelumnya,” kata Angelica Tengker yang sehari-hari antara lain menjalankan tugas sebagai Ketua Yayasan Gideon dengan Institur Bisnis Multimedia ASMI dan biasa disapa Ika itu.
Sa cita esa, sumerar cita. Sa cita sunerar esa cita (Kalau kita satu, kita menyebar. Kalau kita menyebar satu kita)
(Filosofi Minahasa/Kawanua)