Revitalisasi Pasar Bersehati Berjalan Lambat

MANADO, LensaUtara.id – Pasar Bersehati dibangun tahun 1973, posisinya sangat strategis. Terletak bersebelahan dengan pelabuhan Manado, yang bagian atasnya dilewati jembatan Soekarno. Keberadaannya memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Merupakan pasar tradisional terbesar, baik dari jumlah pedagang, kios dan los maupun dari jumlah orang yang datang berbelanja.

Terdapat 176 kios dan 1171 los. Mereka mencari nafkah dan menggantungkan hidupnya dari keberadaan pasar tradisonal yang memiliki luas 5 Ha ini.

Jenis barang dagangan yang dijual di pasar Bersehati adalah barang-barang kebutuhan sehari-hari, mulai dari beras, gula, tepung dan jenis sembako lainnya.

Bahan sembako tersebut ada yang dijual secara grosir. Barang dagangan lainnya seperti sayur, ikan dan daging biasanya dijual di lokasi sesuai namanya. Barang dagangan seperti rica (cabe), tomat, bawang, jeruk dan rampah-rampah campur, adalah  bahan penyedap rasa dan penambah selera yang banyak dicari oleh ibu-ibu rumah tangga.

Buah-buahan seperti pisang, kelapa muda, salak, mangga, nangka, dan jenis buah-buahan lainnya dijual di lokasi khusus, yang diberi nama Pasar Buah.

Bersehati merupakan akronim dari kata Bersih, Sehat, Aman, Tetib dan Indah. Kata Bersehati digunakan sebagai nama pasar sekitar tahun 1985 pada masa Walikota Manado, Ir. Nayoan Habel Eman (1985-1995). Pasar Bersehati merupakan gabungan dari dua pasar, yaitu Pasar Ikan (dekat eks Terminal Calaca) dan pasar Kuala Jengki, digabung pada tahun 2005.

Jumlah pedagang di pasar Bersehati  mendapat tambahan dari pindahan eks Pasar 45. Pembeli yang berbelanja di pasar Bersehati terdiri atas dua kategori.

Kategori pertama, adalah masyarakat yang berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari. Kategori kedua, adalah masyarakat yang berbelanja sejumlah komoditi untuk diolah dan dijual kembali.

Pasar Bersehati tidak hanya menjadi salah satu pusat perdagangan masyarakat Manado, tapi juga menjadi tumpuan harapan masyarakat dari daerah-daerah lainnya  di provinsi Sulawesi Utara maupun beberapa provinsi terdekat lainnya untuk meningkatkan kehidupan ekonominya.

Sudah berjalan hampir 5 bulan, pekerjaan Revitalisasi sejak pedagang di relokasi, Proyek Revitalisasi Pasar Bersehati tidak kunjung selesai dari target pekerjaan 6 bulan dari yang diperkirakan bakal selesai pada bulan Mei atau Juni 2022. Sejumlah pedagang mulai mengeluh karena proyek yang berbandrol Rp. 68 Milliar, baru rampung 30%.

Lokasi revitalisasi Pasar Bersehati Manado. (Video: van)

Bapak Muhammad Alam yang sudah 35 tahun berjualan (dari tahun 1987) kepada LensaUtara.id mengeluhkan relokasi yang saat ini berpengaruh pada pendapatan mereka. “Saya kalau berjualan di dalam sebelum di relokasi omset nya bagus beda dengan sekarang,” ungkapnya. Diapun berharap secepat nya rampung kerena dia sudah punya ijin.

Aktifitas di Pasar Bersehati Manado. (Foto: van)
Komentar pelaku usaha di Pasar Bersehati Manado. (Video: van)

Begitu juga Ibu Wulan, pedagang sembako berharap terbaik dari hasil yang dicapai. “Kami juga (pedagang) optimis akan dapat di akomodir untuk berjualan di pasar yang direncanakan akan dibuat modern dan mengusung konsep pariwisata,” terang Wulan.

Lucky Senduk, Kepala Perusahaan Daerah (PD) Pasar Manado, mengatakan kami menyiapkan 1.000 lapak dan pihaknya akan mengutamakan para pedagang yang sudah mengantongi izin dagang.karena selama ini banyak pedagang musiman dan pedagang yang tidak mengurus administrasi ke PD Pasar Manado.

Belum tuntasnya relokasi yang tidak tertampung di pasar itu menjadi salah satu penyebab, para pedagang masih memadati lokasi tersebut yang hendak dibuat landscape, landmark serta pintu gerbang pasar.

Direktur Operasional PD Pasar Manado Irving Biki mengakui lokasi parkir dan taman masih ditempati pedagang. “Sedang lokasi proyek kosong,” kata dia. Relokasi pun berlangsung secara bertahap. “Itu sudah dikoordinasikan dengan pelaksana proyek,” bebernya.

Ia menjanjikan bakal segera melakukan relokasi terhadap pedagang yang masih menempati parkir depan.proyek pun di pastikan terlambat.

Kadis PUPR Manado Johny Suwu memberi penjelasan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan PD Pasar Manado. Dan pihak PD Pasar Manado menjanjikan relokasi segera. Cash flow dan Pengadaan barang juga jadi kendala. “Barang barang harus dikirim dari luar Sulut agar sesuai spesimen,” katanya. Pemerintah juga belum membayar uang muka kepada penyedia.

Hal tersebut disebabkan pinjaman dana PEN dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) belum cair. Dia juga mengklaim tak ada proyek mangkrak. “Semua tetap berjalan,” ungkap Suwu.

Pengerjaannya dibandrol 68 Miliar di biayai oleh pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Nilainya terbesar diantara semua proyek di kota Manado. (van)

“SEDIKIT BERBEDA AKAN LEBIH BAIK DARI PADA SEDIKIT LEBIH BAIK”

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *