Rayakan Hari Kesehatan GMIM, Kasus RSU Bethesda Jadi Teguran

SETIAP bulan Agustus, tepatnya tanggal 5, kalangan GMIM merayakan Hari Kesehatan. Dimana perayaan tersebut dirangkaikan dengan hari ulang tahun RSU GMIM Bethesda yang pada 2022 ini, merupakan perayaan ke-72 tahun.

Dalam perjalanan panjang pelayanan kesehatan GMIM diperhadapkan dengan banyak tantangan, tapi juga harapan untuk menjadi lebih baik.

Dalam mengelola berbagai pelayanan kesehatan, GMIM setidaknya saat ini memiliki beberapa fasilitas kesehatan. Tercatat saat ini beberapa fasilitas kesehatan itu masing-masing, RSU Pancaran Kasih Manado, RSU Bethesda Tomohon, RSU Kalooran Amurang , RSU Tonsea Airmadidi , RSU Siloam Sonder, Klinik Lidia Tondano, Klinik Syaloom Tompasobaru, dan Klinik Kaupusan Langowan. Selain itu, juga tengah dibangun Rumah Sakit Kaupusan Langowan.

Sebagaimana diketahui, baru saja terjadi kemelut di RSU Bethesda, yang mengakibatkan terjadinya kekisruan. Namun saat ini sudah kondusif. Bahkan untuk manajemennya sudah ditunjuk Pelaksana Tugas Direktur RSU Bethesda yang baru.

Pada 29 Juni lalu, telah dilaksanakan Ibadah Pelantikan dan Serah Terima Pelaksana Tugas (PLT) Direktur RSU GMIM Bethesda Tomohon dr. Daud Alexander Kiroyan, MKes. Ia menggantikan dr. Olga M. Karinda, MKes sebagai Plt yang lama.

Dalam wawancara dengan LensaUtara.id saat pelaksanaan bakti sosial di Klinik Kaupusan Langowan, Ketua Badan Pengurus Yayasan Medika GMIM Windy Lukas mengatakan, kemelut yang pernah melanda RSU Bethesda menjadi pelajaran sekaligus teguran.

“Di sini kami mengambil maknanya, bahwa dalam melaksanakan tugas kita tidak boleh terlena. Kita harus selalu siap untuk menghadapi segala tantangan,” ujarnya.

Meskipun meminta untuk tidak lagi mengungkit persoalan internal RSU Bethesda, namun ia mengatakan semua itu terkait dengan tata kelola. “Jadi semua yang diberi tugas atau mandat untuk mengelola manajemen, harus memahami tata kelola aset-aset GMIM. Di mana gereja kita tentu punya aturan. Kita tidak bisa mengelola semaunya kita sendiri. Karena semua aset itu milik Gereja,” tutur Windy Lukas yang juga Bendahara Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM.

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *