Mengenal Bahasa Tombulu Melalui Kata Ulang

Oleh: Dina C. M. Rottie, S.Pd., M.Hum. (Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unsrat Manado)

Redaksi LensaUtara
Redaksi LensaUtara
5 menit Membaca
Ilustrasi.(Foto: ist.)

BAHASA sangat berperan penting dalam kehidupan sebagai alat untuk menyatakan pikiran, perasaan, keinginan dan perbuatan. Di Indonesia terdapat berbagai bahasa pada setiap daerahnya seperti bahasa Tombulu dalam etnik Tombulu. Mempelajari bahasa Tombulu termasuk di dalamnya juga kata ulang atau reduplikasi.

Matthews (1974:127-128) menyatakan bahwa Processes of ‘repetition’ are generally referred to under the heading of reduplication. Chaer (2002:182) mengatakan bahwa reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, sebagian atau perubahan bunyi.

Bahasa Tombulu merupakan salah satu pendukung kebudayaan Minahasa termasuk salah satu bahasa daerah di Indonesia yang dipakai sebagai alat komunikasi verbal oleh etnik Tombulu. Dalam bahasa Tombulu memiliki juga sistem reduplikasi atau kata ulang yang terdapat pada kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, kata keterangan yang menghasilkan makna tersendiri.

Reduplikasi dalam bahasa Tombulu terdapat dua bagian yaitu reduplikasi utuh atau seluruh bentuk tunggal tidak berimbuhan atau yang berimbuhan dan reduplikasi sebagian atau parsial atau reduplikasi imbuhan.

Reduplikasi utuh terdiri dari:

  1. Bentuk Dasar Tunggal seperti contoh kalimat: Sa mange esa-esa man (Jika pergi satu-satu)
  2. Bentuk Kompleks dengan prefiks me- seperti contoh kalimat: Si koki kenma mengewi-ngewit wiasi mamana (Anak itu berbisik-bisik ke ibunya)
  3. Bentuk Kompleks dengan prefiks mah- seperti contoh kalimat: Tua mo katuu pawo mahongko-ongkot tokan (Sudah tua kasihan sehingga sudah membungkuk-bungkuk)
  4. Bentuk Kompleks dengan infiks -um- seperti contoh kalimat: Ngumere-ngerer ro sa’a lumampang e unlalan peleng pentak (Berjalanlah perlahan-lahan sebab jalan dipenuhi lumpur)
  5. Bentuk Kompleks dengan infiks -im- seperti contoh kalimat: Sekoki ti skola rimenda-renday pahkokoroan un mester (Anak-anak di sekolah berdiri-berdiri karena dimarahi guru)
  6. Bentuk Kompleks dengan infiks -in- seperti contoh kalimat: wale nera winangu-wangun leos (Rumah mereka dibuat-buat sangat bagus)
  7. Bentuk Kompleks dengan infiks -in- dan sufiks -an seperti contoh kalimat: Mawuri me mahleleong rinungker-rungkeran (Pulang dari bermain berkeringat-keringat)
  8. Bentuk sufiks -en seperti contoh kalimat: Saa mahlutu un kan musti lutu-lutuen (Jika memasak nasi harus dimasak sampai matang)
  9. Bentuk sufiks -an seperti contoh kalimat: Sa timion si kookok musti rembe-rembetan (Apabila memegang ayam harus pegang erat-erat)
  10. Bentuk konfiks pah-/-an seperti contoh kalimat: Un tana mei tera ma ne tu’a, mamoali mo pahkoro-koroan ne mahtuar (Tanah peninggalan orangtua menjadi tempat perkelahian kakak beradik)
  11. Bentuk konfiks peN-/-en seperti contoh kalimat: Si asu kalelewo musti penara-naramen (Anjing galak harus dibuat jinak)
  12. Bentuk konfiks peN-/-an seperti contoh kalimat: Pengure-ngurean waeren nutang maapu mo tempo na atoran (Hutangnya terlalu lama dibayar sedang batas waktu pembayaran sudah dekat)
  13. Bentuk prefiks mei- seperti contoh kalimat: Meiure-ure kan linutu malaung mala (Kelamaan nasi yang dimasak sampai hangus)
  14. Bentuk infiks -in- seperti contoh kalimat: Sendeen rekmo kakanan e pinai-pait ne limutuk (Sayur tidak dapat dimakan karena dibuat sampai pahit-pahit)
  15. Bentuk kliti ‘i’ tanpa afiks seperti contoh kalimat: Ampiningjang tum pesta musti iwuri-wuri (Barang-barang yang dipinjam waktu pesta harus dikembali-kembalikan)
  16. Bentuk tanpa afiks dengan pelesapan konsonan seperti contoh kalimat: Si wewene kenma kakulo-kulo tanu angkapukinulitan (Perempuan itu keputih-putihan seperti singkong dikupas)

Reduplikasi Sebagian atau Parsial

  1. Suku awal pangkal ditambah sufiks -an seperti contoh kalimat: Lulutuan nera wete ka wangun (Dapur mereka sangat bagus)
  2. Suku awal pangkal ditambah prefiks mah- seperti contoh kalimat: Woondo pe ya…mahtetekel lo (Hari masih pagi saya sudah mengantuk)
  3. Suku awal pangkal ditambah prefiks pah- seperti contoh kalimat: Si tole oki pahtetekel lano ni mamana (Anak lelaki kecil akan ditidurkan oleh ibunya)
  4. Suku awal pangkal ditambah konfiks pah-/-en seperti contoh kalimat: Pahkakanen no taen matak pe (Sudah akan dimakan tetapi masih mentah)
  5. Suku awal pangkal ditambah konfiks pah-/-an seperti contoh kalimat: Wiai pahrurumeran li ne pahopoopoen (Di sini akan diduduki oleh pejabat-pejabat)
  6. Suku awal pangkal ditambah prefiks pah- seperti contoh kalimat: Si kokkok ure mo kinurung pawo ipahpipilot to (Ayam yang sudah lama dalam kandang akan segera dilepaskan)
  7. Suku awal pangkal ditambah konfiks mah-/-an seperti contoh kalimat: Mahsasawelan mahlele u pahlelean esa man (Saling bergantian mandinya sebab kamar mandi hanya satu buah)

Kesimpulan

Pembahasan bahasa Tombulu tersebut menyatakan bahwa dalam bahasa Tombulu terdapat reduplikasi atau kata ulang seluruh bentuk tunggal yang tidak berimbuhan ataupun bentuk kompleks yaitu yang berimbuhan dengan terjadi proses pelesapan fonem awal dan akhir bentuk dasar dan reduplikasi parsial bentuk suku awal pangkal.(**)

Bagikan Artikel ini
Tinggalkan ulasan

Liputan Khusus

Berita, Update, Preview Pertandingan

selama Piala Dunia 2022 Qatar hanya di LensaUtara.id

adbanner