MANADO, LensaUtara.id – Setelah sebelumnya diperkirakan akan datang dibulan Juni, puncak musim kemarau mundur ke bulan Agustus. Hal ini disampaikan Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi, Ben Molle.
“Perkiraan stasiun Klimatologi Minahasa Utara awal musim kemarau di Sulut secara garis besar mundur,” kata Ben di Manado, Selasa (14/5).
Manado misalnya, awal musim kemarau diperkirakan masuk pada 10 hari pertama di bulan Agustus. Sementara di Kab. Minahasa dan Kab. Minahasa Selatan, masuk pada 10 hari pertama di bulan Juli.
“Mundur, secara normalnya rata-rata pada periode 30 tahu. Wilayah Sulut harusnya puncak kemarau pada bulan Agustus. Seperti tahun lalu, memasuki musim kemarau dimulai bulan Juni,” ujar Molle.
Maka kondisi yang sekarang lanjutnya, yang sedang terjadi adalah periode peralihan musim kemarau. Ia mengingatkan hal yang harus diwaspadai di saat musim peralihan yakni karakteristik hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, akan terjadi di siang sampai malam hari.
“Atau jilatan petir dan kilat juga akan sering terjadi secara tiba-tiba, namun tidak merata di semua wilayah,” ungkap Molle.
Terkait kemarau yang tidak datang tepat waktu di tahun ini, Molle brrharap agar perlu diperhatikan kondisi kesehatan dalam musim peralihan yang sedang berlangsung.(taufik)