Manado, LensaUtara.id – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) membantu pengobatan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara bernama Dewina Pangalila (21) ketika mengikuti program Kuliah Kerja Terpadu (KKT).
“Saya merasakan manfaat kepastian jaminan kesehatan sebagai peserta Program JKN dari BPJS Kesehatan ini,” ucap Dewina di Manado, Jumat.
Dewina yang merupakan peserta JKN segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) itu, merasa bersyukur telah terdaftar sebagai peserta JKN.
Dewina menceritakan, ketika itu dirinya mengikuti KKT di Desa Likupang II, Kabupaten Minahasa Utara. Akibat aktivitas yang padat saat KKT, kondisi tubuhnya sempat menurun dan akhirnya jatuh sakit. Dia pun harus ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan pengobatan.
“Saat itu saya hanya menunjukkan kartu JKN. Saya langsung dilayani dengan baik dan ternyata tidak perlu membayar biaya pengobatan sepeser pun,” ujar dia.
Itu tentunya sangat menguntungkan bagi Dewina sebagai mahasiswa yang sedang KKT dan tinggal jauh dari keluarga. “Apalagi saat itu kondisi keuangan sedang kurang baik karena banyak pengeluaran saat mengikuti KKT,” ungkap dia.
Adanya pengalaman itu membuat Dewina merasa sangat bersyukur dan bangga menjadi salah satu peserta JKN. Menurutnya, tiap orang tidak akan pernah tahu kapan akan jatuh sakit dan memerlukan bantuan medis.
“Sehingga, sangat penting bagi kita menjadi peserta Program JKN yang dapat menjadi salah satu penolong kita saat kita sakit nantinya,” kata dia.
Dewina berharap agar program tersebut bisa lebih dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat Indonesia dan bisa menjadi kebanggaan Tanah Air Indonesia.
Ia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan Program JKN yang telah membantu dirinya, terutama dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan dimanapun dia berada.
“Kini kami tidak perlu cemas lagi apabila tiba-tiba jatuh sakit. Ditambah lagi sekarang telah banyak kanal layanan digital JKN seperti Aplikasi Mobile JKN yang sangat bermanfaat dan informatif. Semuanya menjadi lebih mudah dan praktis,” pungkas dia.
Lebih baik mencegah daripada mengobati