Seriusi Stunting, Sualang: Berikan Sosialisasi dan Edukasi Khususnya Anak Remaja

Manado, LensaUtara.id – Keseriusan dalam tindak lanjut program Pemerintah pusat, ternyata diiplementasikan oleh Walikota Manado Andrei Angouw dan Wakil Walikota dr. Richard Sualang terkait stunting, penyakit kronis dan TBC.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Walikota dr. Richard Sualang lewat acara Talk Show Tabea Manado dipandu oleh Felix Panelewen, di Aula Serbaguna, Jumat (31/03).

Sualang mengatakan, secara organisasi Pemerintahan, kita juga sudah membuat Tim Terpadu penanganan penurunan stunting.

Terkait stunting, Sualang memberikan penjelasan yang kongkrit mengenai stunting dan penanganan oleh Pemerintah Kota Manado terhadap anak yang mengalami ‘ fail to thrive ‘ (gagal tumbuh).

“Jadi kita memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat Kota Manado khususnya para remaja terkait pernikahan dini. Kalau masih muda, oragan-organ biologis ini belum seratus persen berfungsi,” tutur Sualang.

Sualang juga memberikan sebuah pemahaman terkait efek yang ditimbulkan terkait pernikahan dini. “Hindari pernikahan yang belum dewasa, agar ketika memiliki anak, maka bisa melahirkan anak yang normal dan sehat, tutur Sualang dalam memberi saran.

Untuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Manado dan Provinsi, Sualang juga mengharapkan supaya melakukan pendekatan kepada anak-anak remaja Kota Manado baik organisasi Agama maupun organisasi lainnya dalam upaya penerapan.

” Dalam rapat kordinasi, Pak Walikota selalu bertanya SKPD mana yang mempunyai anggaran dan program untuk penurunan stunting. Ini kita lakukan terkait penanganan stunting dan ini kita lakukan secara terpadu “, tambah Sualang dalam kegotongroyongan menghadapi permasalahan stunting.

Sampai saat ini, bermacam upaya Pemerintah Kota Manado terus dilakukan, demi penurunan Stunting lewat evaluasi, sosialisasi dan edukasi sehingga mengalami hasil yang baik.

“Di lapangan, kita melalui puskesmas-puskesmas melakukan pendataan stunting anak yang terduga stunting dan kemudian kita melakukan audit, untuk selanjutnya diperiksa kembali pengukuran antropometi anak tersebut dan melibatkan dokter spesialis ahli,” tutur Sualang.

Sulalang juga mengatakan, ternyata semenjak 2021 permasalahan angka stunting mengalami penurunan. Dari hasil audit, 141 anak yang ada tinggal 70 anak dinyatakan stunting dan lainnya mengalami gizi buruk. Upaya juga dilakukan juga pada ibu-ibu hamil, untuk pendataan di puskesmas yang ada di Kota Manado.

Terkait penyakit lainnya seperti tuberkulosis atau TBC, Sualang mengatakan bahwa, kita juga harus menurunkan Penyakit kornis dan penyakit TBC Kota Manado. Mengingat angka kematian yang sisebabkan oleh penyakit TBC ini, justru lebih tingggi dari korban Covid-19.

” Yang penderita penyakit TBC, bapak atau ibu yang mengalami TBC bisa melahirkan anak kemungkinan besar stunting, ” tutur Sualang.

Permasalahan ini, tengah diupayakan dan dilakukan secara serius oleh Pemerintah Kota Manado. Lewat bantuan logistik untuk menurunkan angka stunting juga dilakukan dalam upaya untuk menekan angka stunting.

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *