MANADO, LensaUtara.id – Demonstrasi yang terjadi di depan gedung Politeknik Negeri Manado pada Kamis (9/6) lalu yang dilakukan para buruh korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), berbuntut panjang. Bahkan, ada indikasi nepotisme dibalik proses PHK tersebut.
Diketahui, ada 13 petugas kebersihan yang sudah bekerja selama bertahun-tahun (5, 7 sampai 15 tahun, red) diputus hubungan kerja, dengan alasan perampingan jumlah karyawan serta penghematan anggaran.
Berselang seminggu, salah seorang pimpinan Politeknik Negeri Manado, merekrut petugas kebersihan baru yang “katanya” memiliki hubungan keluarga dengan oknum pimpinan tersebut.
“Ada pasutri, ada ibu dan anaknya yang masih kecil dan mereka diberikan fasilitas tempat tinggal di dalam Politeknik. Tapi setelah berita itu tersebar, orang-orang itu sudah tidak ada, entah dikeluarkan atau disembunyikan” ujar Rosita, salah seorang korban PHK.
Terkait persoalan ini, bersama Federasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FSBSI) DPC Manado, mereka mempertanyakan pemberhentian kerja secara sepihak yang dilakukan pihak Politeknik Negeri Manado pada akhir tahun 2021.
FSBSI DPC Manado sebagai advokator, berkomitmen untuk terus mendorong penyelesaian kasus ini. “Sementara menunggu proses hearing di DPRD. Selanjutnya tinggal tunggu hasilnya dan kami akan kawal sampai ada solusi,” terang Ketua FSBS DPC Manado, Inggrid Walewangko SE, kepada LensaUtara.id, pada Rabu (15/6) lalu.(taufik)
One thought on “PHK Buruh Politeknik Negeri Manado Terindikasi Nepotisme”