TOMOHON, LensaUtara.id – Sejumlah mantan pejuang Permesta melakukan napak tilas sekaligus wisata religius, Selasa (19/07). Napak tilas ini juga diikuti beberapa generasi muda peminat sejarah.
Para pejuang Permesta yang diprokamirkan 2 Maret 1957 ini berziarah ke tempat-tempat bersejarah di masa perjuangan tahun 1957-1960.
Menurut Phil M Sulu, salah satu pejuang Permesta, napak tilas ini diawali ibadah singkat di rumah Keluarga Turangan-Lengkey di Kaaten Tomohon, kemudian menuju Woloan.
“Berhenti sejenak di lokasi tempat uparaca perdamaian, antara pimpinan TNI AD dan pimpinan Aprev, tanggal 14 April 1961 di Susupuan Woloan. Kemudian lanjut ke Taratara, melihat lokasi bekas rumah tempat singgah/tinggal PB Aprev A E Kawilarang, dan rumah bekas Markas BN I Tarantula, serta sebuah rumah tua bekas tempat tahanan,” tutur Phil Sulu yang juga wartawan senior.
Seterusnya rombongan menuju Tanawangko, melintasi desa Ranotongkor, Lolah dan Lemoh, bekas wilayah kekuasaan batalion Badak Hitam pimpinan Agus Lawalata. Dari Tanawangko wisata menuju arah Amurang. Di antara desa Senduk dan Munte, rombongan berziarah di makam pejuang Permesta yang berlokasi di tepi jalan raya.
Dari makam itu wisata lanjut menuju Tumpaan. Di Tumpaan melawat dan mendoakan seorang rekan seperjuangan yang sedang sakit, Adri Pioh. Di rumah Keluarga Pioh-Eman itu, rombongan wisata beristirahat makan siang. Usai istirahat lanjut ke desa Malenos Baru Kecamatan Amurang Timur.
Di desa ini terdapat sebuah tugu kecil peringatan tempat pernah diadakannya upacara perdamaian hasil perundingan antara Panglima TNI Kodam XIII dengan Panglima KDM-SUT Permesta, pada tgl 4 April 1961. Upacara tingkat daerah ini mendahului upacara tinggkat pusat yg berlangsung di Woloan 10 hari kemudian.
Dari desa Malenos rombongan wisata kembali melewati jalan raya Tumpaan-Kawangkoan. Di ujung desa Kayuuwi rombongan berhenti di lokasi dimana diketahui pernah dimakamkan secara darurat beberapa jenasah pejuang Permesta yang gugur dalam pertempuran pada serangan umum di kota Kawangkoan bulan Februari 1959.
Di lokasi pemakaman ini hingga kini tidak sempat dibangun batu nisan. Dari situ wisata rohani yang dipimpin Pdt Dr Rivo Gosal, dgn menggunakan sebuah bus wisata, berkapasitas 30 penumpang, kembali menuju Tomohon.
Rute ke Remboken yg sudah direncakan semula, terpaksa dibatalkan karena waktu sudah tidak mengizinkan. Sebelum tiba di Tomohon rombongan berhenti di ujung Kelurahan Lahendong, berziarah di makam Letkol Darius Julius Somba, Panglima KDM-SUT yang menjad Panglima KDPM (Komando Daerah Pertempuran II Minahasa) thn 1958-1961.
Wisata berakhir kembali di rumah Kel Turangan-Lengkey. Sepanjang perjalanan pemandu menjelaskan peristiwa yang pernah terjadi di setiap lokasi yang dikunjungi. Selain itu diberi kesempatan setiap peserta berkisah tentang pengalaman yang pernah dialami masing masing pada masa perjuangan dulu. Wisata ini disponsori rekan Nicky Nelwan bersama isteri yang sedang berlibur pulang kampung dari USA dan rindu bernostalgia dengan rekan rekan seperjuangan dulu.(jef)