Pandemi dan Bencana Alam Perparah Fenomena Buruh Anak

Redaksi LensaUtara
Redaksi LensaUtara
2 menit Membaca
Anak-anak yang tidak dapat bersekolah karena terpaksa harus kerja.(Foto: ist.)

MANADO, Lensautara.id – United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) dalam menyambut Hari Melawan Buruh Anak Sedunia pada Minggu (12/6), memperingatkan dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 bisa menimpa sembilan juta anak-anak di seluruh dunia.

Menurut Unicef, saat ini saja sudah sekitar 160 juta anak-anak yang tercatat meninggalkan sekolah dan dipaksa bekerja untuk menyambung hidup.

Bahkan sebelum pandemi sekalipun, upaya memerangi buruh anak sudah kehilangan momentum, kata Direktur Unicef Jerman, Christian Schneider.

“Sasaran dunia internasional adalah menghapuskan buruh anak hingga 2025,” sebutnya.

Bencana alam tidak hanya merenggut fondasi ekonomi keluarga, tetapi juga merusak infrastruktur pendidikan. “Jika kita tidak bertindak cepat, maka sasaran itu akan semakin menjauh,” ucan Scheider.

Jumlah buruh anak sempat menurun antara 2000 dan 2016 ketika berkisar di angka 94 juta anak-anak. Namun dalam periode 2016-2020, jumlahnya kembali meningkat sebanyak 8,4 juta anak, menurut perkiraan Unicef dan Organisasi Buruh Internasional (ILO).

Di Indonesia sendiri, menurut UNICEF Indonesia, masa depan anak Indonesia terancam akibat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan. Ada 4,3 juta anak tidak mendapatkan pendidikan sekolah dan 2,3 juta anak tidak bisa baca tulis.

Ditutupnya sebagian besar sekolah membuat risiko ini menjadi jauh lebih tinggi, terutama bagi anak dari keluarga pra-sejahtera. Sebagian terancam dinikahkan, harus bekerja, atau tidak memiliki akses belajar jarak jauh.(dw/unicef/and)

Tuhan menitipkan kebahagiaan dalam kehadiran seorang anak. Bersyukurlah dan rawatlah sebaik mungkin

andre

Bagikan Artikel ini
Tinggalkan ulasan

Liputan Khusus

Berita, Update, Preview Pertandingan

selama Piala Dunia 2022 Qatar hanya di LensaUtara.id

adbanner