Focus Group Discussion (FGD) Diagnostic Mission ASEAN Sustainable Urbanisation Strategy (ASUS) Tahap II dilaksanakan di ruang rapat TUP Sekretariat Daerah Kota Tomohon. (Ist)
Tomohon, LensaUtara.id-Focus Group Discussion (FGD) Diagnostic Mission ASEAN Sustainable Urbanisation Strategy (ASUS) Tahap II dilaksanakan di ruang rapat TUP Sekretariat Daerah Kota Tomohon, Rabu (10/09/25).
Walikota Tomohon Caroll JA. Senduk, S.H., bersama Wakil Wali Kota Sendy GA. Rumajar, S.E, M.I.Kom., menghadiri kegiatan ini
bersama pejabat terkait lainnya, termasuk Ketua DPRD Kota Tomohon Ferdinand Mono Turang, S.Sos., para akademisi, pemerhati lingkungan, dan jajaran pemerintahan kota.
Narasumber utama berasal dari UN-HABITAT Urban Research Associate Mrs. Ei-Lyn Chia dan Local Project Officer Indonesia Ibu Mula Pralampita Nursetianti. Mereka menyampaikan paparan terkait strategi pembangunan kota berkelanjutan dan tantangan yang dihadapi dalam proses urbanisasi di kawasan ASEAN.
Walikota Tomohon menyatakan kegiatan ini bertujuan untuk menganalisis bersama tantangan yang dihadapi kota serta memvalidasi wawasan dan data utama bersama para pemangku kepentingan. “Melalui proses kolaboratif ini, kita akan merumuskan kesenjangan strategis, potensi intervensi, dan arah awal untuk penyusunan Diagnostic Report Kota Tomohon,” ujarnya.

Senduk menambahkan, proyek ASEAN Sustainable Urbanisation Strategy (ASUS) Tahap II merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip dasar strategis urbanisasi berkelanjutan ASEAN. Inisiatif ini dirancang untuk mendukung implementasi langsung dari ASUS, khususnya di kota-kota sekunder dan menengah seperti Tomohon.
“Proyek ASUS ini merupakan tindak lanjut dari Master Plan on ASEAN Connectivity 2025 yang diluncurkan sejak 2018, yang bertujuan menjawab tantangan nyata urbanisasi di kawasan Asia Tenggara,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Walikota juga mengungkapkan harapannya agar forum ini dapat menghasilkan rekomendasi yang konkret dan dapat segera diimplementasikan, terutama dalam meningkatkan pengelolaan sampah di kota. “Saya berharap kita dapat bekerja sama untuk menciptakan Kota Tomohon yang bersih, hijau, dan sehat melalui program-program pengelolaan sampah yang berkesinambungan,” tuturnya.
Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi langkah strategis untuk menata kota yang lebih berkelanjutan, serta memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan demi mewujudkan urbanisasi yang inklusif dan ramah lingkungan di kawasan ASEAN. (Redaksi LU)