MINAHASA, LensaUtara.id – Tanah Minahasa dikenal dengan banyaknya suku, bahasa dan adatnya yang unik. Masyarakat Sulawesi Utara pun pada umumnya berdarah Minahasa.
Berpusat di Tondano, Ibu Kota Kabupaten Minahasa ini memiliki sebuah peninggalan yang menjadi perkenalan sejarahnya yaitu Benteng Moraya.
Kata Moraya sendiri berasal dari Bahasa Sub Etnis Toulour yang artinya Bau Darah. Tepat di Kecamatan Roong ini, pada tahun 1809 terjadi peperangan antara orang Malesung dan Belanda yang memakan banyak korban sampai menimbulkan bau amis yaitu darah.
Dengan adanya sejarah tersebut, Pemerintah Kabupaten Minahasa pun membangun Benteng Moraya pada tahun 2010 sebagai monumen untuk mengenang Sejarah Minahasa.
Di Benteng Moraya ini, terdapat banyak spot-spot ukiran keadaan perang zaman dahulu. Tepatnya di Menara Doa yang berada di tengah-tengah Benteng Moraya. Terdapat juga pada 12 Pilar yang berada diakses masuk.
Selain itu, Benteng Moraya juga dibangun Ampitheater yang di dinding luarnya tertuliskan banyak Marga yang keturunan asli Minahasa. Dari A-Z lengkap diukir. Jadi apabila Marga Lensa Mania tertulis di tembok tersebut berarti kalian berdarah asli Minahasa.
Di bawah Menara Doa pun terukir Doa Bapa Kami yang digunakan umat Kristiani. Dan disampingnya bergambar Opo Empung atau Tuhan Yesus yang menjadi kepercayaan mereka.
Sekarang juga di belakang Benteng Moraya telah dibangun Jembatan untuk melihat keindahan hamparan sawah dan Danau Tondano.
Tepat berada dibelakang Ampitheatre, terdapat warisan leluhur yaitu Waruga serta Batang Pohon yang digunakan sebagai pelindung pada saat peperangan.
Batang pohon dibelakang Ampitheatre yang menjadi pelindung saat peperangan terjadi. Dan Waruga yang merupakan warisan leluhur yang dulunya dipakai untuk mengubur mayat. (Foto: ist.)
Hiburan di Benteng Moraya pun tidak hanya itu saja tetapi terdapat tarian Kabasaran yang ditampilkan. Dan mereka adalah orang-orang asli Minahasa.
Di Benteng Moraya tidak kenakan biaya masuk alias gratis. Namun, untuk tetap menjaga kelestarian sejarahnya para pengunjung dihimbau dan diperingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan.