Pariwisata Sulut Bisa Mencontoh Thailand dan Malaysia

INDUSTRI pariwisata Sulawesi Utara sangat menjanjikan. Ditinjau dari potensinya, sudah seharusnya menjadi primadona sebagaimana provinsi Bali.

Dipilihnya Likupang sebagai proyek utama pariwisata Nasional, memberikan peluang untuk diolah secara profesional. Tentunya bukan hanya Likupang saja yang diuntungkan, tapi Sulawesi Utara secara keseluruhan.

Berbagai wilayah di Sulut sudah harus dibenahi obyek-obyek wisatanya. Sehingga nantinya akan menjadi paket wisata. Sebagaimana halnya yang dilakukan oleh negara Thailand dan Malaysia selama ini.

Sebagai contoh, Thailand memang sangat populer dengan pantai Pattaya. Tapi paket wisatanya sangat lengkap, dimana setiap turis yang datang dapat mengunjungi berbagai obyek wisata. Dan paket hiburan yang ditampilkan sangat menghibur, seperti kabaret, pertunjukan gajah, buaya atau singa, sampai hasil-hasil industri pariwisata lainnya.

Begitu pula Malaysia. Meskipun menonjol dengan Genting Highland, tapi banyak pula obyek-obyek wisata yang dijual dalam satu paket perjalanan wisata.

Oleh karena itu, untuk Sulut, bisa dilakukan paket perjalanan, dengan tour yang menuju Bunaken, Likupang, Tomohon, Kawangkoan, Langowan, sampai ke Bolaang Mongondow.

Di Kota Tomohon saja, banyak obyek wisata dan juga terkenal dengan agenda TIFF (Tomohon International Flowers Festival). Obyek wisata seperti Danau Linow, Gunung Lokon dengan kawahnya, Air Terjun Pinaras, dan masih banyak lagi.

Hanya saja, di Sulut ini tiap kota/kabupaten harus ada obyek wisata yang menonjol dan dikelola secara profesional. Perlu juga disuguhkan pertunjukan seni dan budaya. Seperti kolintang, maengket, hasil seni rupa, home industri, dan lainnya.

Dan untuk mendukung sarana menuju obyek-obyek wisata, perlu ditunjang dengan jalan yang memadai, kebersihan di wilayah obyek wisata, hotel dan restoran yang berkualitas, listrik/lampu yang mendukung, serta fasilitas lainnya.

Pemerintah Sulut dan Pemkab/Pemkot harus proaktif melakukan penataan obyek wisata. Selain itu masyarakat Sulut harus mendukung.

Perlu pula dikembangkan untuk masyarakat, yaitu penggunaan bahasa asing, baik bahasa Inggris, Mandarin, maupun bahasa asing lainnya. Dengan demikian maka akan mempermudah komunikasi dalam pengembangan pariwisata.(jeffry)

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *