Labuan Bajo, LensaUtara.id – Asisten Logistik Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampers) Letkol inf Fanny Pantouw menyampaikan bahwa pengawalan terhadap delegasi dan tamu negara KTT ke-42 ASEAN pada 9-11 Mei 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggunakan kendaraan listrik.
Tidak hanya itu, para kepala negara dan delegasi yang hadir juga akan menggunakan kendaraan listrik selama penyelenggaraan konferensi yang dihadiri 10 negara ASEAN tersebut.
“Kendaraan ini untuk dipakai oleh tamu negara termasuk dengan pengamanan, ada pengamanan depan dan belakang dan pengawalan,” ujar Asisten Logistik Paspampres Letkol inf Fanny Pantouw saat berbincang dengan ANTARA di Labuan Bajo, Rabu.
Menurut Fanny, total terdapat 395 unit mobil listrik dan 90 unit sepeda motor listrik. Kendaraan ini terdiri BMW iX, Toyota bZ4X dan Hyundai IONIQ 5. Tak hanya kendaraan roda empat, terdapat juga sepeda motor listrik jenis Zero buatan Amerika.
Letkol Inf Fanny menjelaskan, dalam melaksanakan operasi pengamanan VVIP, iring-iringan terdiri dari tim pengawal depan, tim pengawal belakang dan tim pengamanan. Rangkaian ini sudah termasuk mobil delegasi dan protokoler.
“Dalam satu rangkaian itu termasuk juga dengan kendaraan delegasi dan protokoler. Itu yang akan bermanuver di Labuan Bajo ini dalam rangka mendukung pelaksanaan KTT ASEAN,” kata Letkol inf Fanny.
Khusus pada KTT ASEAN, kendaraan listrik yang digunakan oleh delegasi mengalami sedikit peningkatan dalam hal pengamanan seperti pada sisi interior dan eksterior.
Perubahan ini disesuaikan dengan standar militer untuk pengamanan Kepala Negara dan tamu negara setingkat kepala negara/kepala pemerintahan.
“Ada sedikit kami upgrade untuk sedikit kebutuhan pengamanan, yaitu kami sedikit di interior dan eksterior dalam rangka kami upgrade ke military specs, untuk meningkatkan keamanan dan taktis operasional di lapangan,” katanya.
Untuk mengantisipasi kerusakan kendaraan operasional delegasi selama penyelenggaraan berlangsung, Paspampers melalui Detasemen Peralatan telah melakukan berbagai persiapan. Para prajurit dilatih untuk menangani setiap kondisi tak terduga di lapangan bersama dengan teknisi pabrikan kendaraan.
“Kami sudah siap termasuk fitur-fitur di dalamnya, itu kan beda. Kami sudah latih prajurit kita yang terlibat dalam pengamanan dan dari Detasemen Peralatan juga sudah siap untuk melaksanakan maintenance apabila terjadi kerusakan,” kata Letkol inf Fanny.