Manado, LensaUtara.id – Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw, meminta gereja ikut berperan melakukan edukasi terhadap jemaat agar menghindari pernikahan dini untuk mencegah stunting.
“Saya selalu menyampaikan stunting salah satunya disebabkan oleh pernikahan dini,” kata Wagub di Manado, Senin.
Karena itu, dia mengajak generasi muda melakukan hal-hal baik, sementara orang tua ikut melaksanakan perannya mengawasi dan mengedukasi anak-anak.
Sebelumnya dalam setiap 100 kelahiran, ada sebanyak 25 anak yang berpotensi stunting. Angka itu kemudian menurun, di mana dari 100 bayi yang lahir tinggal 16 kasus yang ditemukan.
“Maunya kita angka prevalensi stunting di daerah ini nol persen. Karena itu, butuh kerja bersama kita semua termasuk gereja,” ujarnya.
“Gereja di dalamnya warga jemaat memerhatikan asupan gizi. Ketersediaan asupan gizi yang baik dapat mencegah stunting,” ujarnya.
Berdasarkan survei status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting tertinggi di 15 kabupaten/kota di Sulut yaitu di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yang mencapai 30 persen, sementara terendah di Kota Tomohon 13,7 persen.