Manado, LensaUtara.id – Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Sulawesi Utara Asripan Nani mengharapkan peran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki daya yang kuat untuk mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045.
“Untuk mendukung cita-cita bangsa dan negara menuju Indonesia Emas 2045 maka salah satu upayanya adalah melalui Pembangunan SDM yang berkualitas dan berdaya saing. BKKBN memiliki peran penting terhadap itu,” kata Asripan di Manado, Sabtu.
Menurut dia, BKKBN yang memiliki sasaran prioritas pada level keluarga memiliki peran yang sangat strategis, terutama peran yang terkait dengan pertumbuhan penduduk seimbang (antara kualitas dan kuantitas), serta perwujudan keluarga berkualitas.
Ia menambahkan pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dengan target penurunan yang signifikan dari kondisi 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Hal itu sesuai dengan Perpres 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang mana BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting.
Perpres tersebut memberikan penguatan untuk tiga hal yaitu penguatan kerangka kelembagaan, di mana Perpres mengamanatkan pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat pusat, daerah hingga desa.
Di tingkat pusat, BKKBN ditunjuk sebagai ketua pelaksana dan Wakil Presiden sebagai ketua pengarah.
“Perpres memberikan keleluasaan kepada daerah untuk membentuk TPPS yang strukturnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan daerah,” ujarnya.
Terakhir, penguatan kerangka pendanaan, Perpres menyebutkan bahwa pendanaan percepatan penurunan stunting menggunakan dana APBN, APBD Provinsi, APBD kabupaten/kota dan APBDesa, serta sumber-sumber pendanaan lain yang sah.
“Karena itu Pemerintah Daerah Sulawesi Utara menaruh perhatian penuh terhadap program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting di daerah ini,” katanya menambahkan.
Sebagaimana data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting Sulut sebesar 20,5 persen.
Angka prevalensi stunting tertinggi di 15 kabupaten dan kota yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow Timur sebesar 30,0 persen, sementara terendah berada di Kota Tomohon sebesar 13,7 persen.