Menyambut Kedatangan Tuhan dengan Kemurnian di Nuansa Natal

PERAYAAN Minggu Advent yang pertama, baru saja mewarnai ibadah di gereja-gereja, Minggu (28/11). Di saat Minggu Advent I ini menandai bahwa Natal sebagai perayaan Hari Kelahiran Tuhan Yesus Kristus, sudah dekat.

Perasaan kita semua tertuju pada damainya Natal itu. Dan bahagianya kita bila berada dalam hadirat Tuhan untuk menyambut kedatanganNya.

Bagi umat Kristen, perayaan Minggu Advent memiliki makna menanti kedatangan Tuhan, yang identik dengan menanti perayaan Natal sebagai penyataan bahwa Yesus Kristus telah lahir ke dunia, berkarya dan berkorban untuk menyelamatkan manusia dari kungkungan dosa. Dan Kristus sang Imanuel itu akan datang untuk kedua kalinya.

Menjelang Natal, kaum Nasrani memang mulai disibukkan dengan apa yang akan disiapkan untuk memeriahkan Natal. Ada yang bahkan sudah memesan (membooking) kue Natal dan minuman sejak awal tahun. Ada yang sudah merencanakan melakukan renovasi rumah. Ada yang berkeinginan membeli mobil atau sepeda motor. Atau juga akan membeli alat-alat elektronik. Yang juga tidak kalah pentingnya bagaimana mempersiapkan makanan dan minuman.

Semua persiapan ini tentunya wajar-wajar saja, selama masih bisa dijangkau. Tapi kalau kemudian memaksakan diri untuk memperoleh semua itu dengan cara-cara yang tidak wajar, maka makna Natal itu sendiri akan melenceng. Karena persiapan kita tentunya tidak terfokus pada persiapan material, tetapi yang terutama adalah persiapan moral.

Menyambut kedatangan Tuhan, berarti kita menyiapkan hati nurani yang murni. Dan karena itu perlu ada pemurnian. Dimana kita diminta harus membersihkan diri dari segala kejahatan dan dosa.

Dengan pemurnian diri, maka damai sejahtera itu akan mewarnai suasana batin kita untuk menikmati indahnya Natal. Selamat menyongsong Natal 2024.

Natal adalah rasa syukur atas kelahiran Yesus di dunia dan di hati kita.

Penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *