Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sulawesi Utara (Sulut) Ivanry Matu.(Foto: ist.)
Manado, LensaUtara.id – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sulawesi Utara (Sulut) Ivanry Matu mengatakan pemerintah provinsi (Pemprov) harus mengoptimalkan sektor riil guna menutupi defisit anggaran di daerah tersebut.
“Dalam lima tahun terakhir transfer pusat ke daerah berkurang kurang lebihRp650 miliar. Pertumbuhan PAD hanya Rp200 miliar, bahkan PAD dari tahun 2024 lebih sedikit Rp5 miliar dibanding tahun 2023,” kata Ivanry, di Manado, Jumat.
Ia mengatakan artinya harus ada terobosan yang kuat dari pemerintah provinsi untuk mencari cara menutupi defisit anggaran berjalan.
Ivanry menjelaskan ada tiga skenario strategi peningkatan PAD untuk menutupi defisit, yang pertama strategi pendapatan jangka pendek ada dua hal yakni tambang rakyat dan miras Cap tikus yang dilegalkan.
Disegerakan untuk dijadikan BUMD agar pengelolaan profesional dengan target PAD yang paling potensial, tidak perlu menunggu investasi yang besar karena sudah ada, hanya perlu ditata dengan pendekatan bisnis.
Kedua, strategi pendapatan jangka menengah dan sebagian sudah ada investasi/existing yakni sektor perikanan, pariwisata dan pertanian.
Ia menjelaskan ketiga sektor riil ini sudah jalan tapi masih perlu dioptimalkan lagi, yakni ekspor untuk industri perikanan Bitung, industri pariwisata dan direct flight dari China, Korea, Jepang, dan juga ekspor produk andalan Sulut pala, cengkeh, kopra.
Ketiga, untuk strategi jangka panjang perlu investor besar-besaran, seperti konveksi/garmen, kemudian industri pengolahan produk turunan, harus ada intervensi kuat dan kemudahan berinvestasi untuk memindahkan pabrik dari China ke Sulut.
Ia mengatakan dengan mengoptimalkan kawasan ekonomi khusus (KEK) dan dikelola oleh orang paham serta mengerti bisnis jangka panjang dan pintar menarik investor.
“Tiga strategi ini akan berdampak besar bagi UMKM dalam menopang PAD dan geliat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya. (Redaksi LU)