Gua Santa Maria Lotta: Tempat Ziarah Bekas Persembunyian Tentara Jepang

Redaksi LensaUtara
Redaksi LensaUtara
5 menit Membaca
Gua Santa Maria Bunda Hati Kudus di area kompleks Wisma Lorenzo Sentrum Kateketik Pineleng.(Foto: RD)

MINAHASA, LintasUtara.id – Libur akhir pekan adalah waktu yang tepat untuk berkunjung ke salah satu tempat bersejarah di Desa Lotta, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa.

Ada Makam Tuanku Imam Bonjol yang terkenal disemayamkan disini. Namun tak banyak yang tahu keberadaan sebuah gua bersejarah peninggalan Perang Dunia (PD) II, tempat tersebut yakni Gua Santa Maria Bunda Hati Kudus.

Gua Santa Maria berada di area kompleks Wisma Lorenzo Sentrum Kateketik Pineleng, tepat di sebelah bangunan Immanuel Amplitheater Catholic Youth Centre.

Pastor Kristianus Ludong, Pr., penanggungjawab Komisi Sentrum Kateketik, ditemui di Wisma Lorenzo, Kamis (26/05/2022) membenarkan Gua Santa Maria adalah bekas peninggalan zaman penjajahan Jepang di Nusantara.

“Gua tersebut di masa PD II, dijadikan tempat persembunyian Tentara Jepang dari pesawat pengebom milik Amerika Serikat dari Pulau Morotai yang menyasar markas pasukan Jepang di Manado dan Minahasa,” tuturnya.

Saat itu, tentara Jepang menggali gua dengan ukuran lebar tiga meter dan tinggi dua meter untuk berlindung,dan sebagai lokasi penyimpanan logistik serta obat-obatan.

Bangunan tua mirip Gereja di depan Gua Santa Maria Desa Lotta Kecamatan Pineleng.(Foto: RD)

“Sebab di depan Gua ini dahulu terdapat sebuah bangunan Rumah Sakit Angkatan Laut Jepang, yang disebut Kaigun Byoin,” lanjut Pastor Kris, sapaan akrab Ketua Komisi Sentrum Kateketik sejak tahun 2018 tersebut.

Setelah bala tentara Jepang angkat kaki dari Indonesia di era kemerdekaan, kawasan tersebut dibangun Gedung Pusat Pembinaan Pendidikan Agama (P3A) pada Mei 1966.

“Sentrum Kateketik atau tempat pembinaan pemimpin umat resmi berdiri pada tahun 1967, bertepatan dengan Konsili Vatikan Kedua. Hingga kini tempat ini jadi pusat pembinaan umat Katolik di bawah wilayah keuskupan Manado yang mencakup Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo,” jelasnya.

Sekitar tahun 1989, gua itu sempat dikosongkan oleh seorang bernama Cirilus Kandow dari Ranotongkor serta beberapa pekerja dan karyawan Sentrum Kateketik. Gua itu kembali digali sehingga panjangnya bertambah dari yang semula 30 meter.

Selanjutnya pada tahun 1991 Pastor Van Paassen MSC menyuruh seorang pria dari keluarga Lumingkewas-Arianti untuk menginap di Gua saat berkunjung ke Sentrum Kateketik.

Pastor Van Paassen, MSC, mengusulkan sebuah Patung Santa Maria ditaruh di dalam gua. Kemudian tanggal 25 Maret 1992, Gua itu diberkati oleh Uskup Joseph Theodorus Suwatan, MSC. Peristiwa tersebut menjadi asal usul penamaan Gua Santa Maria.

Hingga sekarang, Gua Santa Maria Bunda Hati Kudus di Desa Lotta Minahasa, menjadi tempat ziarah dan berdoa. Diantaranya yang pernah berkunjung adalah Pastor Hisashi Nakagawa pada tahun 1992, serta anak dari Dokter Nomuburi yang pernah bekerja di Rumah Sakit Angkatan Laut Jepang Pineleng.

Gua ini juga rutin menjadi lokasi Ibadah Kamis Putih dan Pentahtaan Sakramen Mahakudus oleh Umat Katolik Pineleng, yang biasa digelar pada Bulan Mei dan Oktober.

“Untuk Bulan Mei 2022 dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 29. Nanti sekitar 70 orang peserta akan melaksanakan Ibadah dan perjalanan ziarah di Gua Santa Maria,” ujar Pastor Kris.

Uniknya, di dalam Gua Santa Maria terdapat sebuah mata air yang diduga muncul semenjak Gua tersebut difungsikan sebagai lokasi ziarah dan tempat berdoa umat Katolik pada tanggal 12 Mei tahun 2018, tepat di Hari Peringatan Yubellium 150 Tahun Keuskupan Manado, dan rangkaian peringatan Ulang Tahun Pastor Van Paassen.

“Dan air tersebut bisa lansung diminum. Sudah diperiksa dan diteliti Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan hasilnya memang airnya bersih dan sehat,” imbuhnya.

Dari depan Gua Santa Maria, pengunjung dapat mengamati banyaknya kawanan burung walet, sebab di depan Gua terdapat bangunan tua mirip Gereja yang berfungsi sebagai sarang walet.

Diketahui Pastor pertama Sentrum Kateketik Maria Bunda Hati Kudus Pineleng diutus pada tahun 1967 sampai 1971 oleh Pastor Piet Cranen MSC. Sejak itu, Kepemimpinan Sentrum Kateketik terjadi 9 kali pergantian hingga sekarang diemban Pastor Kristianus Ludong Pr.(RD)

Bagikan Artikel ini
Tinggalkan ulasan

Liputan Khusus

Berita, Update, Preview Pertandingan

selama Piala Dunia 2022 Qatar hanya di LensaUtara.id

adbanner