MANADO, LensaUtara.id – Di tengah suasana warga Muslim merayakan Idul Fitri 1444 Hijriah, nama Ganjar Pranowo jadi trending topik. Bukan hanya di kalangan politikus, tapi juga masyarakat Indonesia umumnya.
Di dunia media sosial ramai sekali tanggapan para Netizen. Khusus di Sulawesi Utara para Netizen saling berbalas pantun. Dan dari hasil pantauan, tampaknya para Netizen Sulawesi Utara menjagokan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Netizen Sulut terkesan terpecah jadi dua poros besar. Yaitu pro Ganjar Pranowo dan pro Prabowo Subianto. Sementara Anis Baswedan dan calon lainnya kurang mendapat simpati.
Sebagaimana terlihat dari postingan grup Sulawesi Utara Community, para Netizen memberikan komentar sesuai pendapatnya masing-masing.
Dalam komentar mereka, persoalan batalnya pelaksanaan Piala Dunia U-20, masih terus diangkat.
Dalam komentar-komentar yang pro Ganjar menunjukkan bahwa pengaruh partai PDIP masih cukup kuat. Mengingat di sejumlah kabupaten dan kota di Sulut masih dikuasai PDIP. Begitu juga di tingkat Provinsi.
Sementara kubu Prabowo lebih terpengaruh dengan ikatan emosional, karena Prabowo Subianto berdarah Minahasa dari garis keturunan ibundanya, Dora Sigar.
Dalam sejumlah suvey terakhir ini menunjukkan persaingan antara Ganjar dan Prabowo makin ketat. Kalau dulu Ganjar memimpin elektabilitasnya, kini Prabowo yang lebih tinggi persentase elektabilitasnya. Sementara Anis Baswedan berada di bawah kedua kandidat Presiden tersebut.
Setelah Ganjar diumumkan sebagai Capres PDIP tentu perlu dilakukan survey lagi untuk melihat sejauh mana tanggapan masyarakat Indonesia.
Dari kalangan pengamat politik tidak kurang serunya.
Pengamat politik dari Unsrat Manado Dr. Ferry Liando mengatakan, PDIP harus kerja keras jika benar-benar akan memenangkan Ganjar Pranowo sebagai Presiden.
Menurut Liando, pencalonan Ganjar bukan tanpa hambatan. Pertama, perlu waktu panjang untuk meyakinkan semua kader PDIP agar menerima Ganjar sebagai capres PDIP. Dalam internal PDIP belum tentu semua sudah menerima, terutama bagi kader-kader yang bersimpati dengan trah Sukarno. Kader-kader yang bersimpati dgn trah Sukarno menginginkan capres PDIP adalah kader yang memiliki darah atau garis keturunan biologis presiden pertama itu. “Sepertinya pertarungan internal PDIP dimenangkan oleh kelompok idiologis nasionalis dengan tampilnya pak Ganjar,” ujar Ferry.
Kedua, Ganjar harus mencari cawapres yang bisa mendorong elektabilitasnya. PDIP dikenal sebagai parpol beridiologi nasional dan sering dipersepsikan berbeda idiologi dengan komponen yang memposisikan sebagai komunitas agama tertentu.
“Sehingga jika cawapres yg dipilih berasal dari kelompok nasionalis, maka akan berbahaya bagi PDIP dan Ganjar. Paling tidak ini juga yang melatarbelakangi Pak Jokowi mencalonkan Ma’ruf Amin sebagai pendampingnya pada pilpres 2019 lalu,” kata Ferry Liando.
Namun, menurut Dosen Unsrat ini, Ganjar juga akan dilema karena sebagian kader PDIP tidak akan all out mendukung Ganjar, jika bukan Puan yang jadi cawapres. “Sebab sebagian besar kader PDIP sesungguhnya tetap menginginkan Puan menjadi capres atau cawapres,” tutur Liando.
Sementara itu tanggapan lainnya datang dari Joppie Worek, wartawan senior. Menurut Joppie, setelah Ganjar diumumkan sebagai Bakal Capres PDI Perjuangan, tensi politik nasional dan lokal jadi naik. Makin rame, semoga “keramaian” ini memberi banyak pelajaran dan manfaat politik.
Joppie Worek mengatakan, “Banteng Sulut” yang selama ini menunggu, segera keluar kandang dan tampil berapi-api mendukung Ganjar.
Seperti sepak bola, tendangan pertama pun bergulir. Sorak dan sorai segera mengisi stadion politik Indonesia. Dua kubu di seberang, Koalisi Besar dengan jagoan Prabowo Subianto dan Koalisi Perubahan yang menjagokan Anis seperti terhentak. Joko Widodo pun tampil menyambut pengumuman pencapresan Ganjar.
“Semoga torang di Sulut, akan mengisi keramaian politik ini mendapat pelajaran,” tutur Joppie.
Ditambahkannya, perjalanan masih panjang, semoga semuanya baik-baik saja. “Semoga masih saling bertegur sapa dan bisa duduk minum kopi bersama bakusedu mengisi keramaian politik. Nikmatilah,” pungkasnya.