Manado, LensaUtara.id – Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw terus menunjukkan keseriusannya membangun sendi perekonomian daerah.
Kecenderungan positif pergerakan neraca perdagangan Sulut merupakan implikasi dari keseriusan itu.
Program ODSK menyasar dari hulu hingga hillir terkait hal ini mulai dari optimalisasi komiditas ekspor di bidang pertanian lewat program Marijo Bakobong, serta mendorong optimalisasi sektor peternakan dengan berbagai produk turunannya merupakan salah satu di antaranya.
Tidak hanya berhenti di situ saja, duet ODSK ini juga memastikan komoditas komoditas tersebut berhasil dipasarkan entah lewat pelabuhan laut Bitung dan atau lewat jalur udara dengan sistem direct call-nya.
Kunjungan kerja ke berbagai Negara tujuan ekspor juga dilakukan. Selain mengajak berinvestasi, Gubernur Olly juga kerap memperkenalkan berbagai keunggulan Sulawesi Utara dengan segudang kekayaan alamnya. Semua benar benar dipikirkan secara matang dari hulu ke hilir.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut merilis data yang dilaksanakan secara hybrid melalui live streaming youtube, virtual zoom, dan tatap muka langsung untuk peserta terundang yang disampaikan oleh Asim Saputra, Kepala BPS Provinsi Sulawesi Utara.
Asim menyampaikan perkembangan ekspor dan impor Sulawesi Utara, September 2023 (angka sementara) terkait peningkatan neraca Perdagangan Sulawesi Utara per 16 Oktober 2023.
“Untuk perkembangan ekspor Sulawesi Utara pada September 2023 dengan nilai mencapai US$ 68,87 juta atau naik 6,89 persen dibanding dengan Agustus 2023 yang saat itu nilai ekspor kita US$ 64,43 juta,” ungkapnya.
Asim menyampaikan, komoditas ekspor terbesar pada September 2023 masih didominasi lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), senilai US$ 38,75 juta atau 56,28 persen dari total ekspor.
“Negara tujuan ekspor terbesar Sulawesi Utara pada September 2023 adalah Tiongkok sebesar US$ 11,18 juta atau 16,23 persen dari total ekspor, ” jelasnya.
Perkembangan impor Sulawesi Utara pada September 2023 dengan nilai mencapai US$ 17,29 juta atau turun 41,28 persen dibanding Agustus 2023 yang saat itu nilai Impor kita US$ 29,45 juta.
Turunya Impor komoditas HS-27 yang cukup signifikan untuk komoditas impor terbesar adalah bahan bakar mineral (HS 27), senilai US$ 10,78 juta atau 62,31 persen dari total impor.
“Setelah kita melihat perkembangan ekspor dan kinerja impor pada September 2023 maka neraca perdagangan barang Sulut mengalami surplus US$ 51,57 juta, ” katanya menambahkan.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, jajaran BPS Sulut, perangkat daerah terkait di lingkungan Pemprov Sulut dan stakeholder terkait lainnya.