Manado, LensaUtara.id – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Manado, terus mengembangkan produksi eco enzim yang mulai digunakan sebagai bahan utama penghilang bau sampah di TPA Sumompo.
“DLH khusus di bidang pengelolaan persampahan dan LB3 yang dipimpin oleh Lieke Kembuan, terus mengembangkan produksi eco enzim karena menjadi bahan utama yang dicampurkan dengan air, yang disemprotkan ke sampah di TPA untuk menghilangkan bau,” kata Kepala DLH Manado, Frangky Porawouw, di Manado, Kamis.
Porawouw mengatakan, DLH terus mengembangkan eco enzim karena memiliki banyak manfaat, selain menjadi bahan baku penghilang bau busuk sampah di TPA, juga menjadi pupuk.
Porawouw menambahkan, DLH mengembangkan eco enzim karena memberikan banyak keuntungan, sebab hanya terbuat dari kulit buah-buahan, sehingga ikut mengurangi produksi sampah di kota Manado.
Untuk produksi eco enzim tersebut, menurutnya, butuh waktu tiga bulan dan siap panen untuk digunakan, baik sebagai penghilang bau maupun pupuk dan keperluan lainnya.
Di sisi lain, dia menambahkan untuk mendapatkan bahan baku pembuat eco enzim, pihaknya sudah menyediakan karung dan memberikan kepada para pedagang rujak dan buah-buahan sehingga sampah kulit buah bisa langsung dikumpulkan dan dibawa ke tempat produksi eco enzim.
Banyaknya manfaat eco Enzim, membuat pihaknya terus mendorong komunitas untuk membuat bahan tersebut.
“Bayangkan saja eco enzim itu bukan hanya bisa menjadi penghilang bau dan pupuk, tetapi juga untuk pembersih yang bagus sampai menjadi penyaring udara alami, dan tentu saja menghemat dan mengurangi produksi sampah secara umum,” katanya.