MANADO, LensaUtara.id – Pemerintah Kota Manado dibawah pimpinan Wali Kota Manado Andrei Angouw dan dr.Richard Sualang serius dan memprioritaskan penanganan dan pencegahan stunting di daerah ini.
Saat ini angka stunting di Kota Manado dari 146 anak di tahun 2021, data terbaru di tahun 2022 berjumlah 71 anak. Data tahun ini berkurang 50 persen dari tahun sebelumnya, terang Kepala Dinas Kesehatan Kota Manado, dr. Steven Dandel, bersama Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Manado , Ir. Meisje Wollah, M.Si., dalam diskusi dengan moderator Staff Khusus Walikota Manado, Felix Panelewen, Jumat (27/05).
Dijelaskan Dandel, dari data yang ada tahun 2021 ada 146 anak yang kena stunting di lima kecamatan yaitu Manado Tua 1, Manado Tua 2, Bailang, kemudian di Ranotana dan Mahawu. “Dan yang jadi masalah data itu tidak dapat diubah ditahun yang sama dan tidak dapat diubah ditahun berikut,” ungkapnya.
Lanjut Dandel, data terakhir yang masuk tahun 2022 ini, masih ada 71 anak yang berstatus stunting, artinya sudah berkurang 50 persen. “Setelah dilakukan intervensi awal data ini diupdate terus dan kemungkinan bertambah seiring bertambah kelahiran bayi berikutnya, tapi kita berharap tidak ada yang bertambah kita akan fokus ke situ,” ujanya.
Sementara itu, Kepala Dinas PPKB/BKKBN Manado, Ir. Meisje Wollah, M.Si. mengatakan, angka tersebut harus menjadi perhatian semua pihak untuk mendukung menuju Zero Stunting di Kota Manado.
“Berdasarkan Perpres No. 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, seluruh jajaran dinas bergotong-royong menekan angka stunting melalui program kerja di setiap instansi,” tuturnya.
Sebelumnya, sudah di bentuk Tim Percepatam Pencegahan Stunting (TPPS) yang dipimpin Wakil Walikota dr. Richard Sualang yang di lantik Walikota Manado, Andrei Angow, yang juga bertindak sebagai Pembina dalam tim ini.
“Melalui SK tersebut, TPPS diharapkan dapat mengkoordinasikan, mengsinergikan dan mengevaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting secara efektif, konvergen dan terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor hingga di tingkat kota dan kecamatan bahkan sampai kelurahan,” pungkasnya.
Diketahui, Stunting adalah kondisi kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek pada anak balita (dibawah 5 tahun). Anak yang mengalami stunting akan terlihat pada saat menginjak usia 2 tahun. Dinas Kesehatan dan Dinas PPKB/BKKBN menjadi ujung tombak dalam penanganan dan pencegahan stunting di Kota Manado.(van)