Proyek Penerapan IPTEK pada Pembuatan Talud Taman dan Handrail Tangga pada Jurusan Teknik Elektro Politeknik Manado.(Foto: ist.)
Manado, LensaUtara.id – Dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kenyamanan civitas akademika, Politeknik Negeri Manado melalui Program Penerapan Iptek pada Masyarakat (PIM) telah menyelesaikan proyek penugasan dengan judul “Penerapan IPTEK Pada Pembuatan Talud Taman dan Handrail Tangga Pada Jurusan Teknik Elektro.”
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 7-9 Agustus 2024 sebagai respons atas keluhan dari masyarakat kampus terkait kondisi fasilitas di jurusan tersebut.
Keluhan tersebut mencakup talud yang semula berfungsi sebagai taman, namun kini telah berubah menjadi jalur perlintasan pejalan kaki. Perubahan fungsi ini tidak hanya menyebabkan kerusakan pada taman tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan bagi para pejalan kaki.
Selain itu, tangga yang ada di area tersebut tidak dilengkapi dengan handrail (pegangan tangga), yang sangat berbahaya terutama dengan kemiringan 30 derajat, terlebih saat kondisi basah karena hujan.
Olga E. Melo, S.ST, MT, Ketua Jurusan Teknik Elektro, sebagai mitra yang berwenang, telah melaporkan situasi ini kepada Direktur Politeknik Negeri Manado, Dra. Maryke Alelo, MBA.
Menyadari urgensi masalah ini, Direktur segera memberikan instruksi untuk menangani masalah tersebut sebelum dimulainya aktivitas kampus Tahun Akademik 2024-2025.
Atas petunjuk direktur, Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M), Dr. Ir. Jeanely Rangkang, M.Eng.Sc., menugaskan Dr. Ir. Reiner W. Tampi, S.ST., MT., dan Ir. Fandel Maluw, S.ST., MT., untuk melaksanakan kegiatan Penugasan PIM ini.
Kegiatan ini melibatkan dosen dan mahasiswa dari Jurusan Teknik Sipil Program Studi Jalan dan Jembatan yang berkolaborasi dalam proses perbaikan.
Setelah tiga hari pelaksanaan, kegiatan PIM ini berhasil diselesaikan tepat waktu. “Kami berharap hasil dari kegiatan ini dapat dipelihara dengan baik, dan taman dapat kembali berfungsi sesuai peruntukannya, bukan lagi sebagai jalur pejalan kaki. Dengan demikian, risiko kecelakaan dapat diminimalisir,” tegas Dr. Ir. Reiner W. Tampi.
Proyek ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi penanganan masalah infrastruktur kampus yang tidak hanya memperbaiki kondisi fisik, tetapi juga meningkatkan keselamatan seluruh warga kampus.