Hujan deras yang terjadi di wilayah Bolaang Mongondow menyebabkan banjir merendam rumah warga di tiga kecamatan.(Foto: ist.)
Manado, LensaUtara.id – Sebanyak 1.248 jiwa dalam 453 kepala keluarga yang ada di tiga kecamatan di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara terdampak banjir yang terjadi sejak Selasa (13/8), pukul 08.00 wita.
“Jadi belum semua warga terdampak banjir yang terdata, pendataan pascabanjir masih sementara dilakukan,” kata Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow, Abdul Muin di Manado, Rabu.
Dia mengatakan, data hingga Selasa (13/8) pukul 19.30 Wita, dari 13 desa yang tersebar di tiga kecamatan, baru lima desa di dua kecamatan yang terdata, sisanya masih dalam pendataan.
Abdul Muin menjelaskan, di Kecamatan Lolayan, warga terdampak banjir di Desa Bakan, Desa Tanoyan Utara, Desa Tanoyan Selatan dan Desa Mengkang masih dalam pendataan.
Sementara di Desa Mopusi luapan sungai hanya menggenangi halaman rumah warga, di Desa Kopandakan II sebanyak 168 jiwa atau 43 kepala keluarga mengungsi, dan di Desa Mopait sebanyak 51 jiwa atau 13 kepala keluarga terdampak.
Selanjutnya, dua desa di Kecamatan Dumoga masing-masing Desa Toruakat dan Desa Pusian, kata dia, masih dalam pendataan.
Sedangkan di Kecamatan Dumoga Timur, masing-masing Kelurahan Imandi (dalam pendataan), Desa Mogoyunggung sebanyak 65 jiwa atau 20 kepala keluarga terdampak banjir.
Begitupun Desa Mogoyunggung I dan Desa Mogoyunggung II masing-masing sebanyak 637 jiwa atau 243 kepala keluarga dan 327 jiwa atau 134 kepala keluarga terdampak banjir.
“Total ada sebanyak 415 rumah di Kecamatan Dumoga Timur dan Kecamatan Lolayan yang terendam banjir, desa lainnya masih didata,” ujarnya.
Dia menambahkan, hingga saat ini terdapat 43 kepala keluarga atau 168 jiwa warga Desa Kopandakan II mengungsi ke Gudang Faninda Jaya Meubel.
Dia berharap warga tetap berhati-hati, tetap waspada karena kondisi cuaca mendung dan berpeluang hujan.
“Kondisi tinggi air berangsur surut,” ujarnya.
Cuaca ekstrem hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow terjadi sejak hari Senin (12/8) hingga keesokan harinya menyebabkan kapasitas/debit air sungai meluap.
Selain merendam pemukiman masyarakat juga terjadi beberapa titik longsor pada ruas jalan Matali Baru – Torosik.