TOMOHON, LensaUtara.id – Desa wisata Walian Satu di Kecamatan Tomohon Selatan kini masuk dalam kategori 300 Besar Desa Wisata Terbaik 2024 yang dilaksanakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Saat ini ada 5 Desa Wisata dari Sulawesi Utara yang lolos 300 Besar Desa Wisata Terbaik ADWI 2024. Selain Desa Wisata Walian Satu, ada 4 Desa lainnya dari Sulut, yaitu Desa Wisata Sawangan (Minahasa Utara), Gangga Satu (Minahasa Utara), Tongkaina (Manado) dan Batuputih Bawah (Bitung).
“Terima Kasih untuk segala bentuk dukungan dari segala pihak. Kampung Wisata Ma’zani Walian Satu berhasil lolos ke tahap selanjutnya dan menjadi bagian dari 300 besar Desa Wisata terbaik ADWI 2024,” ujar Joudy Aray, pelaku bisnis Pariwisata yang mengelola Kampung Wisata Ma’zani.
Rasa syukur dan bangga juga disampaikan Walikota Tomohon Caroll Senduk. “Kami sangat bangga bahwa Kelurahan Walian Satu bisa masuk dalam 300 besar ADWI 2024. Harapan kami, kelurahan ini bisa lolos ke babak berikutnya dan menjadi yang terbaik di antara desa-desa wisata lainnya di Indonesia,” ungkap Walikota melalui Kepala Dinas Pariwisata Daerah Kota Tomohon, Yudisthira Siwu, Kamis (23/5).
Kampung Wisata Ma’zani terletak di Kelurahan Walian Satu, di Selatan Kota Tomohon, Sulawesi Utara, berjarak 15 menit dari Menara Alfa Omega dan Pusat Kota Tomohon.
Kampung Wisata Ma’zani berawal dari upaya untuk menjadi bagian dari pelestarian dan pemajuan Kebudayaan Nusantara Sulawesi Utara dan Minahasa pada khususnya. Produksi dan pembuatan seni serta aksesoris Minahasa menjadi titik awal kegiatan, sekaligus menjadi sumber kekuatan dari segi finansial. Dari upaya bengkel produksi, melahirkan kegiatan pembinaan dan latihan lewat Sanggar Seni Ma’zani, yang telah melahirkan agen-agen pemajuan kebudayaan, seperti: pengrajin, pelatih, pemain, dan pemerhati budaya Minahasa. Sejak tahun 2012, kegiatan berfokus pada upaya mencatatkan Kolintang sebagai Warisan Budaya Tak Benda Minahasa Sulawesi Utara Indonesia ke UNESCO.
Upaya itu diwujudkan melalui unit kegiatan: Monumen Kolintang, Museum Kolintang, Galeri Seni & Bengkel Kolintang, Percontohan Bahan Baku Kolintang, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kolintang, Pusat Pertunjukan Kolintang, dengan wahana Jembatan Kolintang, Menara Kolintang, serta fasilitas Café & Resto dan Homestay bernuansa Kolintang. Semuanya itu menjadi bagian dari upaya nyata mendukung ‘Kolintang goes to UNESCO’. Jenis seni budaya Minahasa lainnya seperti Ma’zani, Maengket, Kawasaran, Karambangan/Makaaruyen, Tetengtengen, Musik Bambu, Tutuasan, menjadi juga fokus perhatian target upaya pelestarian dan pemajuan kebudayaan.
Untuk mewujudkan upaya pemajuan kebudayaan Minahasa secara total, maka dideklarasikanlah Kampung Adat pada 25 November 2023 dengan tajuk Ritual Adat ‘Tumoorz Um Wanua Touwulu’’. Pembangunan Kampung Adat Touwulu’ ini diharapkan menjadi benteng perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan nasional pada umumnya dan pada khususnya Minahasa. Di Kampung Adat inilah bahasa lokal Minahasa, sub-etnis Tombulu, adat istiadat, teknologi tradisional, permainan tradisional, tradisi lisan, kesenian, dan objek pemajuan kebudayaan lainnya diharapkan lestari dan maju sekaligus menjadi mercu suar pemotivasi bagi insan komunitas budaya nusantara.
Sangatlah disadari bahwa pelestarian dan pemajuan kebudayaan harus menjadi gerakan bersama Pemerintah dan juga masyarakat maka Rumah Budaya Nusantara Wale Ma’zani Minahasa membangun sinergitas dengan pemerintah setempat mulai dari pemerintah Kelurahan dengan program “Rumah Budaya Masuk Desa”, dengan institusi agama setempat (Gereja GMIM Winalian, Paroki Maria Ratu Damai) dengan program “Rumah Budaya Masuk Gereja”.
Juga membangun kemitraan dengan Komunitas Adat & Budaya Lokal di Kota Tomohon melalui program “Kampung Adat Adalah Rumah Komunitas Budaya” (Ikatan Seniman Kota Tomohon, Pinaesaan Ne Tombulu, Forum Seni Budaya Tombulu, Waraney Tanah Toar Lumimuut, Brigade Manguni Indonesia, Laskar Adat Minahasa Indonesia dan lain-lain, direalisasikan dalam aneka kegiatan seperti Ritual Adat: Ohlorz Silan Ne Toumuung, Sumolo, Tumanem Kai, Tumanem Tandey, Tumoorz Um Wanua, Sumena’ Um Wanua dalam mendukung upaya pelestarian alam “Destinasi Wisata Hijau” yang kesemuanya menjadi andil lahirnya Desa Wisata Kelurahan Walian Satu “Kampung Wisata Ma’zani” berbasis Budaya Lokal Minahasa.
Untuk menambah daya tarik wisata, maka dilengkapilah dengan unit kegiatan Ma’zani Adventure Park, dengan aneka fasillitas wahana/permainan yang melahirkan produk Paket Wisata EDUKULTUREK sekaligus mendukung Tomohon sebagai Kota Pariwisata Dunia.