Manado, LensaUtara.id Meletusnya Gunung Ruang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) Sulawesi Utara membawa dampak ditutupnya sementara Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado.
Menurut Humas PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Sam Ratulangi, Kamis (18/04/2024), penutupan dilakukan karena adanya sebaran abu vulkanik.
Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado telah mengeluarkan pemberitahuan terkait penutupan sementara bandara melalui Notice To Airmen (notam) yang dikeluarkan AirNav Indonesia dengan nomor A0998/24 Notam untuk lokasi WAMM Manado/Sam Ratulangi. Notam tersebut berisi ringkasan penutup Bandara karena abu vulkanik Gunung Ruang.
Fakta-fakta:
Pada Hari Kamis Tanggal 18 April 2024 pukul 08.00 WITA, telah di laksanakan Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado Jl. A. A. Maramis Kel. Lapangan Kec. Mapanget Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara, oleh Airvav Manado dan PT. Angkasa Pura I terkait Sebaran Abu Vulkanik Gunung Ruang dengan nomor Notam A0998/24 NOTAMN dengan lokasi WAMM – MANADO/ Sam Ratulangi.
Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi yang semula dari 08.00 WITA s.d. 16.00 WITA, di perpanjang menjadi 08.00 WITA s.d. 24.00 WITA.
Adapun pesawat yang diley akibat Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi dari 08.00 WITA s.d. 10.00 WITA, sbb :
- Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 607 rute Manado – Jakarta.
- Citilink dengan nomor penerbangan QG 9306 rute Manado – Makassar.
- Trans Nusa dengan nomor penerbangan 8B-272 rute Manado – Sorong.
Catatan:
Pihak AirNav Manado akan terus memantau pergerakan Abu Vulkanik untuk memastikan dibuka kembali Penerbangan di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado.
Bagi Penumpang yang pesawatnya di diley dipersilahkan untuk kembali ke tempat tinggal masing-masing agar mengurangi penumpukan Penumpang.
Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan Gunung Ruang Sitaro telah berstatus awas alias Level IV sejak 17 April 2024 pukul 21.00 Wita. Kenaikan status tersebut disebabkan aktivitas pada tubuh gunung yang terus meningkat sehingga terjadi erupsi eksplosif dimana gunung melontarkan material berupa bebatuan pijar dan abu disertai dan erupsi efusif yang disebut telah terjadi aliran lava.
“Jumlah kejadian Gempa Vulkanik Dalam meningkat signifikan disertai getaran Tremor Vulkanik Menerus dengan amplitudo overscale yang menandakan saat ini masih terjadi proses peretakan batuan disertai migrasi magma dari reservoir magma dalam ke permukaan dalam bentuk erupsi eksplosif berselingan dengan erupsi efusif (aliran lava),” katanya.