Manado, LensaUtara.id – Bank Indonesia (BI) memperkirakan bahan pokok dan sektor transportasi berpotensi mendorong Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) alami inflasi menjelang Idul Fitri 2024 ini.
“Menjelang perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Paskah dan Idul Fitri, terdapat sejumlah komoditas yang cenderung mengalami kenaikan harga,” kata Kepala BI Perwakilan Sulut Andry Prasmuko, di Manado, Sabtu.
Dia mengatakan berdasarkan data historis, komoditas angkutan udara, bawang merah, tomat, minyak goreng dan sejumlah komoditas perikanan menjadi pendorong inflasi di Kota Manado pada periode HBKN Idul Fitri.
Andry menjelaskan diperkirakan terdapat beberapa komoditas yang berpotensi mendorong inflasi menjelang HBKN terdekat tahun ini, khususnya komoditas volatile food dan tarif angkutan udara.
Meskipun demikian, katanya, terdapat sejumlah faktor yang berpotensi menahan laju inflasi tersebut, seperti potensi peningkatan pasokan dari hasil panen tomat dan bawang merah di daerah Minahasa Raya pada Maret-April mendatang, serta panen dan realisasi impor beras oleh Bulog pada bulan mendatang.
Upaya pengendalian inflasi dalam hal pemenuhan pasokan menjadi sangat penting terutama menjelang HBKN Idul Fitri apabila ingin menekan angka inflasi.
Bank Indonesia Sulut berkomitmen dalam mendorong setiap upaya Pemda dalam menjaga stabilitas harga maupun mendorong digitalisasi aktivitas ekonomi masyarakat di Sulut.
Dukungan BI tidak hanya terbatas pada posisi kami sebagai policy advisory namun sinergi untuk mendorong implementasi di lapangan.
“Kami mengharapkan, HLM TPID dan TP2DD dapat memberikan manfaat serta dalam proses pelaksanaannya bisa meningkatkan semangat dan awareness Pemerintah Daerah Kota Manado sehingga pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi Sulut yang lebih baik lagi,” katanya.
Kota Manado merupakan salah satu dari empat kota/ kabupaten yang terdaftar sebagai lokasi pendataan perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sulawesi Utara.
Menurut perhitungan menggunakan Survei Biaya Hidup Tahun 2022, pada Januari 2024 Kota Manado mengalami deflasi sebesar 0,02 persen (mtm) yang didorong oleh komoditas cabai rawit, tarif angkutan udara, beras, cabai merah, dan parfum.
Komoditas yang menjadi penahan deflasi atau pendorong inflasi pada bulan laporan Manado berasal dari Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, yaitu komoditas tomat, daging babi, bawang merah, ikan mujair, dan ikan selar/ikan tude.
Adapun pergerakan IHK Kota Manado yang mengalami deflasi sesuai dengan pola historis yang terjadi pada bulan Januari di setiap tahunnya.
Berdasarkan hasil survei pemantauan harga Bank Indonesia di beberapa pasar tradisional dan modern di Kota Manado, komoditas beras, cabai merah, bawang putih, dan perikanan sementara mengalami kenaikan harga. Di sisi lain, harga komoditas daging ayam, bawang, dan tomat terpantau mengalami penurunan.