Manado, LensaUtara.id – Politisi Kawanua Yerry Tawalujan optimis perayaan ulang tahun kota Manado ke-400 dapat dipakai sebagai momentum untuk menggaungkan perlunya menjadikan Manado sebagai smart city atau kota cerdas.
“Sejarah panjang 400 tahun sudah sangat cukup untuk melanjutkan penataan Manado sebagai kota modern dan kota cerdas, smart city,” ujar Yerry.
Menurut Yerry, konsep smart city dapat menjadi acuan untuk membangun Manado sebagai kota modern, juga untuk menjawab permasalahan yang dihadapi kota.
Konsep kota cerdas adalah mengatur atau menjalankan manajemen kota dengan mengintegrasikan teknologi informasi digital, sehingga semua instrumennya saling terhubung dan berfungsi maksimal. Dengan tujuan untuk pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang efisien dan tepat sasaran.
Menyediakan infrastruktur dan pelayanan kota berbasis teknologi, dan memberikan informasi menyeluruh dan tepat kepada pemerintah atau pelaksana manajemen kota dan warga tentang hal-hal terkini yang terjadi dalam kota.
“Pemanfaatan teknologi informasi digital dalam konsep kota cerdas akan memudahkan untuk segera mengetahui di titik mana terjadi penumpukan sampah, di jalur jalan mana terjadi kemacetan, berapa ketinggian debit air di aliran sungai, lampu jalan mana yang mati waktu malam, dan sebagainya. Ketersediaan informasi ini memudahkan pemerintah kota menangani persoalan di lapangan,” ungkap Yerry.
Kota cerdas atau smart city dimulai dengan penataan tata ruang yang cerdas. Area mana untuk perkantoran, pusat perbelanjaan, wilayah pemukiman yang sudah eksis, wilayah pemukiman baru, dan area pemukiman vertikal (rumah susun dan apartemen).
Penyediaan ruang terbuka hijau, taman kota dan hutan kota, trotoar dan saluran air, daerah aliran sungai yang bersih dari pemukiman. Juga sarana pendukung pemukiman seperti tempat sampah dan pengaturan transportasi sampah.
Konsep kota cerdas, smart city minimal memiliki lima dimensi masing-masing pertama, Smart Government (Pemerintah cerdas).
Pemerintah cerdas dimulai dari perubahan paradigma Aparatur Sipil Negara (ASN), khususnya pegawai di pemerintah kota (Pemkot).
Tidak lagi bermental pejabat yang sekedar menjalankan tugas rutin administrasi, tapi bersikap sebagai pengatur kota dan pelayan masyarakat yang cepat tanggap.
Pemerintah cerdas, ASN cerdas yang dilengkapi dengan sistem teknologi informasi, dapat berupa aplikasi digital, yang dikendalikan dari ruang pusat kontrol sistem IT smart city sehingga setiap detik seluruh ASN dan pejabat Pemkot dapat memonitor apa yang terjadi dalam kota.
Kedua,. Infrastruktur cerdas (Smart Infastructure). Infrastruktur cerdas dilengkapi dengan ketersediaan kamera pemantau di setiap titik strategis kota, setiap simpang jalan, area pemukiman, pusat perbelanjaan, perkantoran, dan pusat keramaian.
Tujuannya adalah untuk mengetahui dan memonitor situasi kota terkini untuk menyediakan pelayanan cepat pada masyarakat.
Ketiga. transportasi dan mobilisasi cerdas (Smart Transportation and Mobilsation).
Penyediaan transportasi umum massal (Mass Rapid Tansportation) yang disediakan dan dijalankan pemerintah atau badan usaha milik pemerintah.
Keempat, smart economy, ekonomi cerdas. Ekonomi yang dijalankan dengan sistem informasi teknologi.
Mulai dari industri rumah tangga dan UMKM yang terhubung dan terkoneksi pada sistim informasi, dan memacu lahirnya inovasi dan pengembangan usaha berbasis teknologi.
Kelima, smart people, masyarakat cerdas. Tipe masyarakat cerdas adalah mampu mengembangkan dan melatih diri mengikuti perkembangan terkini, termasuk perkembangan kemajuan teknologi.
Masyarakat cerdas mudah beradaptasi, dan mampu memberi kontribusi khususnya bagi pembangunan dan perkembangan kota.