Manado, LensaUtara.id – Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sulawesi Utara, Steve Kepel menyebutkan, ekspor langsung komoditas perikanan ke Jepang berdampak pada peningkatan perekonomian daerah.
“Ini adalah bagian dari program dan kebijakan strategis yang ditetapkan pemerintah daerah dalam mendorong peningkatan perekonomian daerah,” sebut Steve di Manado, Jumat.
Membuka akses ekspor langsung, ‘Direct Call’ Manado-Narita, Jepang, sangat mempengaruhi nilai ekspor komoditi perikanan terutama ikan tuna maupun komoditi rempah daerah.
Dia mengatakan, program dan kebijakan strategis lainnya untuk peningkatan ekonomi adalah dengan mencanangkan dan mendorong program “Marijo Bakobong” (Marilah Berkebun).
Program ini, sebut dia, sebagai upaya mencapai kedaulatan dan kemandirian pangan daerah dalam menghadapi berbagai tantangan, seperti inflasi, resesi ekonomi pada saat COVID-19 melanda.
Pemerintah provinsi, kata dia, juga membuka jalur penerbangan internasional, seperti Manado-Singapura (Scoot Air), Manado-Jepang (Garuda Indonesia), dan Manado-Korea Selatan Jeju Air).
“Ke depan kami juga akan membuka kembali penerbangan langsung ke negara Tiongkok seperti sebelum COVID-19 mewabah,” ujarnya.
Langkah lainnya dalam mendorong perekonomian daerah adalah dengan memetakan pengembangan wilayah secara komprehensif di Sulut ke dalam beberapa klaster wilayah.
“Ada klaster wilayah kepulauan, klaster wilayah Bolaang Mongondow Raya, klaster wilayah Minahasa Raya, klaster wilayah Minahasa Bagian Utara dan sekitarnya (wilayah metropolitan Manado), serta kawasan super hub,” katanya menambahkan.
Dia berharap program dan kebijakan strategis yang telah ditetapkan pemerintah daerah ini mendapatkan dukungan penuh masyarakat.
Data Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung, total produksi perikanan hingga November 2022 sebesar 52.086 ton, sebanyak 30 persen di antaranya diekspor ke sejumlah negara di Eropa, Australia, Amerika Serikat dan Asia.