JAKARTA, LensaUtara.id – Denmark yang menjadi salah satu kuda hitam Piala Dunia Qatar akan menjajal Tunisia yang tak pernah lolos fase grup dari lima Piala Dunia yang diikutinya sebelum ini.
Untuk memastikan hasil terbaik dalam pertandingan pertamanya pada Grup D, Denmark akan mengandalkan playmaker Christian Eriksen yang menderita serangan jantung pada pertandingan pembuka Euro 2020 melawan Finlandia.
Setelah kembali masuk timnas Denmark, Eriksen langsung menggebrak dengan mencetak gol dan membantu Dinamit Denmark mengendalikan permainan saat melawan Belanda di Amsterdam beberapa waktu lalu.
“Sejak itu, dia menjadi semakin baik saja,” kata pelatih Denmark Kasper Hjulmand kepada Reuters baru-baru ini.
Playmaker berusia 30 tahun itu sudah sepenuhnya bugar dan sudah siap memimpin Denmark menciptakan kejutan besar dalam turnamen di Qatar ini. Dia adalah pemain Denmark yang paling penting saat ini.
Sebaliknya Tunisia kesulitan keluar dari kebiasaan tidak lolos dari fase grup dan ini bisa menciptakan mereka gugup sejak awal, antara keinginan menghapus catatan itu, dengan keinginan mengalahkan Denmark yang adalah tim tangguh dengan rencana bermain yang tidak tepat.
Tunisia juga selama ini tak terlalu istimewa tetapi tetap bisa mengejutkan Denmark, apalagi empat tahun lalu pada Piala Dunia 2018 mereka hampir menahan Inggris tanpa gol sampai Harry Kane mencetak gol pada menit ke-91 untuk membawa Inggris menang tipis saat itu.
Namun mereka jelas harus ekstra waspada terhadap setiap manuver Eriksen yang tidak saja otak dan sumber kreativitas di tingkat klub tapi juga bersama timnas Denmark. Pemain ini pula yang selalu mendapatkan perhatian lebih karena dialah yang lebih bisa menciptakan perbedaan saat tim mana pun yang dia perkuat menghadapi kesulitan menundukkan lawannya.
“Dia adalah ritme, dia adalah jantung tim kami, denyut nadi permainan kami. Dia pemain sepak bola yang luar biasa,” kata Hjulmand tentang Eriksen. Omongan kini jelas menjadi pemicu bagi Tunisia untuk menjinakkan gelandang Manchester United tersebut.
Prediksi Sebelas Pemain Pertama
Denmark (4-3-3): Kasper Schmeichel; Simon Kjaer, Joakim Maehle, Andreas Christensen, Daniel Wass; Thomas Delaney, Christian Eriksen, Pierre-Emile Hojbjerg; Andreas Skov Olsen, Kasper Dolberg, Mikkel Damsgaard
Tunisia (4-3-3): Aymen Dahmen; Dylan Bronn, Mohamed Drager, Montassar Talbi, Ali Abdi; Elyas Skhiri, Aissa Laidouni, Ghaylane Chaalali; Anis Ben Slimane, Wahbi Khazri, Youssef Msakni
Skenario Pertandingan
Hjulmand kemungkinan memasang formasi 4-3-3 atau bahkan 3-4-1-2 yang menjamin fleksibilitas dan kesolidan lini tengah.
Kasper Schmeichel menjadi starter di belakang duo bek Simon Kjaer dan Andreas Christensen yang sangat berpengalaman.
Duo Thomas Delaney dan Pierre-Emile Hojbjerg menjadi poros permainan Denmark di lini tengah.
Mereka diapit Daniel Wass dan Joakim Maehle di kedua sayap pertahanan. Jika diperlukan Denmark memasang tiga bek, tapi mengingat lawannya Tunisia, maka yang dipilih kemungkinan besar formasi standar dua bek diapit dua bek sayap.
Christian Eriksen akan mengisi peran nomor 10 guna menjadi otak permainan Denmark yang melapis Kasper Dolberg. Mikkel Damsgaard dan Andreas Skov Olsen di sepertiga akhir lapangan.
Dengan formasi seperti itu Tunisia kemungkinan bakal konstan menghadapi tekanan dan kesulitan mengembangkan permainan untuk fokus mengendalikan serangan Denmark.
Tetapi pelatih Jalel Kadri tentunya menolak mentah-mentah ide itu. Dia akan memasang formasi sama dengan Denmark dengan pola 4-3-3.
Aymen Dahmen menjadi starter di belakang empat bek Mohamed Drager, Montassar Talbi, Dylan Bronn dan Ali Abdi. Sementara Ellyes Skhiri bertugas menjaga tengah lapangan dengan orientasi lebih ke belajang melapis dua bek.
Sebaliknya dua gelandang lainnya, Ghaylen Chaaleli dan Aissa Laidouni, akan lebih berorientasi membantu serangan trio serang Wahbi Khazri, Youssef Msakni dan Anis Ben Slimane.
Dengan memasang formasi seperti ini Tunisia berusaha membuat pertahanan terbaik dalam melawan tim agresif seperti Denmark dengan cara memprovokasi mereka untuk lebih ke belakang.
Dalam kata lain Tunisia berusaha menerapkan filosofi ‘pertahanan terbaik adalah menyerang’. Oleh karena itu laga ini menjadi kontes dua tim berorientasi menyerang dengan Denmark lebih difavoritkan mendapatkan tiga poin dari laga ini.
Statistik Penting Kedua Tim
- Kedua tim tak pernah bertemu dalam pertandingan putaran final Piala Dunia. Tetapi terakhir kali mereka bertemu adalah 2002 ketika Denmark mengalahkan Tunisia 2-1 dalam laga persahabatan.
- Denmark lolos ke putaran final Piala Dunia Qatar setelah memenangkan sembilan dari 10 pertandingan kualifikasi zona Eropa yang dalam prosesnya hanya kebobolan tiga gol.
- Tunisia memiliki kutukan selalu gagal dalam lima putaran final Piala Dunia sebelumnya yang harus mereka buang jauh-jauh di Qatar saat ini. Mereka hanya menang dua kali dari total 15 pertandingan Piala Dunia.
- Dalam lima putaran final Piala Dunia sebelumnya yang mereka ikuti, Denmark hanya sekali gagal melewati fase grup. Sementara pencapaian terbaiknya terjadi pada Piala Dunia Prancis 1998 yang ketika itu mereka mencapai perempat final.
- Kedua tim sama-sama memenangkan tiga dari lima pertandingan terakhirnya. Denmark mengalahkan juara bertahan Prancis dan dua kali menaklukkan Austria, sedangkan di antara dua dari tiga kemenangan Tunisia didapat mereka dari pertandingan melawan Jepang dan Chile. Tapi Tunisia kalah besar 1-5 dari calon kuat juara dunia kali ini, Brazil.
Sepak bola adalah satu-satunya olahraga yang disukai semua anak hingga orang tua. Piala dunia sepak bola mengguncang setiap saat, di mana saja.